Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebelum Berjuang Memilih Pusara

13 Juni 2019   22:01 Diperbarui: 14 Juni 2019   06:15 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Menjalani  di sini, aku menajam syair, tapi tak setajam petir, ketika usai menabur hujan, kecambah tumbuh, menjadi batang, memberi buah pada kehidupan, ternyata sama sekali salah, aku memajal syair, membiarkan gurun kata kehilangan air, sebelum berjuang memilih pusara, ketika layu sebelum kembang, sebelum kumbang.

Aku penyair gagal, menumbuhkan janin rasa, tumbuh di dada, dari kata-kata memintal iba, tapi orang terlalu sibuk mengasah kesedihan, saat kering, air mata hanya pura-pura.

Ranting patah tak akan persembahkan buah, selain buah kita tumbuhkan di pasar kota yang bisa dibarter dengan dunia. Seperti aku, mencoba merangkai  syair, tapi kehilangab rima, sungguh rasa hanya tipu daya. Pada syair tetap  kucoba segala cair,  syair tak sudi tumbuh di sini, sebelum pagi terburu membuka cahaya memulai hari.

Terasrasag06219

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun