Terlalu lama menjaga sengketa ketika kalpatura sesat kehilangan pintu, aku melihat sampah plastik dimamah zaman, giginya rompal, menjadi tua.
Mudahnya jatuh cinta pada kepalsuan, cinta plastik menggarami rasa hambar, aku menggambar dusta, dari kasih-sayang manusia, mencoba membunuh tunas.
Aku bernafas dengan plastik, kota menimbun kata, Â memadukan lamur mata, plastik bunga-bunga membutakan kumbang, cinta mereka pada putik telah pulang.
Ada kepalsuan di sini, air mata plastik turun seiring hujan, tak habis-habis, mengajariku tak menghargai rasa tumbuh di matamu, entah nyata atau pura-pura tak ingin berdusta.
062019