Dari bening kata, bening jiwa menjalar mata
Akankah aku masih bisa menjamah rasa?
Kepalsuan dalam pupur cinta, terlalu jauh berjalan
Aku lupa di mana berhenti karena marka hati buta
Masihkah kau tetap mendustai makna?
Berjalan di antara mata hati, mata pisau kau arahkan
Menulis kata mata kepala, tak boleh mendua sebelum salah satu jeda
Itu katamu, sebelum aku kehilangan bunga pada pot
Ketika berdiam di hatimu, kosong tanpa aroma tunas, dan pohon
Larutlah dalam tipu kata, kecurangan atas luka ditoreh