Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kidung Kepulangan Setelah Tahu Jalan Pulang

1 Juni 2019   08:14 Diperbarui: 1 Juni 2019   08:25 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi menyembur dari setetes embun meniti daun, betapa damainya, semilir angin mengarahkan ingin pada goyangan, pecah ke tanah memberi kehidupan, tunas-tunas lapang di antara basah hutan, padi yang mengabarkan musim berbunga, perempuan-perempuan menghalau gulma, ketika lapau teronggok lesu, setelah berhasil  menyamarkan aroma kopi dari canda tadi malam.

Kembali di sini para petarung jalan, melukis kepulangan di langit, membaui aroma kekanak di antara rumpun teki dan sorak-sorai menyambut pagi di ladang, bunga-bunga telah memutik, sebentar pula genit ranum, menggoda tangan mungil memetik, menjadi mantra di meja makan, dan orang-orang mengulang kenangan rasa dari bumbu masa lalu, dari rayuan tebat belakang, menghadirkan keping-keping duri masa lalu, saat menyamarkan selera, mendidihkan dingin, sendawa puas di mulut, kenyang di perut, betapa tangan bunda meramu masa lalu, mengalahkan jejalan euforia kuliner kota, ketika mereka lupa keaslian, menyesap setiap imitasi, yang membanter meja makan dan meja rumah sakit menata kegagalan menikmati pencarian untuk menghilangkan.

Pagi ini orang kembali merapel sisa kenangan, merapal kidung kepulangan setelah tahu jalan pulang, ketika embun menjadi penyejuk gerah kota, bukan basa-basi, dan dia tak akan menipumu tentang hujan, marilah melukis masa di langit rasa. Siang ini matahari setia menemanimu, Sayang.

Ujungudik05209

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun