Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selangkah Lagi

27 Mei 2019   16:20 Diperbarui: 27 Mei 2019   16:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Selangkah lagi aku kehilangan tawa,
senyum pun tak pernah singgah,
apa yang kulihat hanya kesenangan dunia,
lupa membagi makanan raga, juga sang jiwa.

Tak pula kutemukan  corong kata,
membicarakan hal yang timpang,
 karena orang lebih suka melamun kata,
melarut makna setelah belati mengerat rasa, semua bukan apa-apa.

Kami telah kehilangan tanda baca,
dimana jeda mengurut dada,
dimana curiga mengumpan tanya dan waktunya titik,
perhentian, karena yang bermula pasti berakhir masa, ketika kuasa ingin selamanya.

Selangkah lagi aku kehilangan cahaya,
karena mata tanpa cahaya,
hanya gelap memangsa.

Ujungakar052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun