Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjaga Etalase Rasa

26 Mei 2019   14:05 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

Siang panas membakar dahaga yang terjulur mencari hasrat terbelenggu, orang-orang melahap parkiran, ketika etalasi dihirup konsumerisme, berjuang terhadap dahaga, bersabar menukar prestise dan suka cita, meski tak jarang memberi celah antara yang berhasil membusung dada dan mereka yang hanya menelan ludah tanpa rasa.

Betapa ketika malam menyuguhkan dingin, orang-orang tak dapat menelan kantuk, sekadar menyerahkan tugas seharian, yang terbakar nafsu yang tumbuh di mata, berbisa di lidah, ketika mendulang angakara, menyimpan di akar dada. Tak pula  berbagi untuk tetangga, ketika melahap berkah dari selera yang mengkuahi sahur yang basah,  etalase rasa mengirimkan bau cemburu membedakan status, ketika orang menyesap air minum dan sepotong roti sisa dari deru jalanan yang sebelum lalu lintas membuatnya tak bermata.

Aku mengikuti arus, hanya mampu berkata, tanpa berjuang menggarami hari-hari tanpa rasa.

Ujungakar052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun