Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ujung Tanah Tercedera

23 Mei 2019   04:29 Diperbarui: 23 Mei 2019   04:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika hati tertutup, ada yang meletup, luka terserak,  tak ada kerdip dian, dari gelap menyucuk kebohongan, atas nama palsu, arah paku dialihkan , air mata ditukar dengan cawan anggur memabukkan.

Aku hanya melukis kata-kata, pada tanah-tanah tercedera, kehilangan rumus cinta, ketika humus kehilangan makna, tunas menipu cahaya.

Aku hanya melukis warna mata, sebelum harta menghijaukan, tak pula nurani membaca, selain tertawa pada tipu daya, pada akhirnya pohon tak akan mendustai akar, memanjangkan dahan dan daun dari penjara kuasa, ketika cahaya menghanguskan.

Ujungakar052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun