"Ceritamu lucu. Kau cocok menjadi pemain komedi." Igo masih tertawa. Namun akhirnya dia terdiam ketika melihat Deden merengut. Igo mengalihkan cerita tentang kebo bule itu dengan membeli es krim. Deden senang. Cerita kebo bule hilang dari ingatannya.
Saat bangun pagi keesokan harinya, tiba-tiba Tante Iren menegur Deden, "Lho, kok langsung mau sarapan? Sana, mandi dulu!"
Deden ingin membantah. Tapi, ini bukan di rumahnya. Sesuatu yang belum pernah dia lakukan, sekarang dia lakukan dengan sangat terpaksa.Â
Dia merasa heran. Tante Iren seorang dokter. Tapi, kok dia percaya omongan orang-orang tua dulu? Deden tak sabar, ingin protes. Setelah sarapan, dia bertanya kepada Tante Iren, "Kenapa Tante sama saja dengan Ibu dan Ayah?"
Tante Iren mengernyit. "Sama apanya?" Dia melirik ke arah Igo yang tersenyum geli. Igo tahu arah pembicaraan Deden.
"Tante akan mengatakan Deden seperti kerbau kalau sarapan dulu baru mandi! Iya, kan?" Deden melipat tangan di depan dada.
Bukannya menjawab, Tante Iren malahan tertawa terpinggal-pinggal. Saat melihat wajah Deden yang merengut, akhirnya dia menjawab, "Tante tak akan mengatakan kau seperti kerbau kalau kau sarapan dulu baru mandi." Dia terdiam sambil menarik napas dalam-dalam. "Apa yang dinasehatkan orang-orang agar kita mandi dulu baru sarapan, memang benar."
"Nah, kan...." Deden melenguh seperti kerbau.
"Sabar dulu! Sekarang, apa jadinya bila gelas yang diisi air panas mendidih, tiba-tiba disiram dengan air es? Gelas bisa pecah! Apa jadinya sepeda motor yang mesinnya hidup, tiba-tiba knalpotnya disiram air?Knalpot akan berasap dan bisa rusak. Â Nah, begitu pula tubuh kita. Saat sarapan, tubuh kita siap-siap mengolah makanan. Dan suhu tubuh akan naik atau berubah panas. Nah, kalau selepas sarapan kita langsung mandi, tentu tak baik bagi tubuh. Lama-lama kita akan sakit-sakitan."
"Jadi bukan karena mirip kebo bule?" celetuk Igo.
"Apa pula itu?" Tante Iren bingung. Deden dan Igo hanya tertawa. Sejak saat itu Deden selalu mandi dulu baru sarapan.Â