Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tips Puasa Plastik Saat Ramadan

10 Mei 2019   23:01 Diperbarui: 10 Mei 2019   23:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Saat Ramadan dimana umat muslim sedang melaksanakan puasa, kita berharap agar pemakaian plastik berbanding lurus dengan kondisi tersebut. Puasa memakai plastik harus digalakkan, kalau kita masih tetap ingin bumi ini bisa bernapas lega.

Kondisi limbah plastik semakin mengkhawatirkan sekarang ini. Tak hanya daratan terkontaminasi, lautan kena imbasnya, memunculkan pulau-pulau mengapung. Tercatat 1.900-2.400 ton sampah plastik per hari di Jakarta (www.kompas.com, 10 Agustus 2018). Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut (www.kompasiana.com, 19 Agustus 2018).

Apakah kita masih menutup mata dan telinga dengan keadaan yang mengkhawatirkan ini?

Kenyataannya, efek konsumerisme karena lapar mata dan nafsu, bukan malah membuat masyarakat puasa plastik. Penggunaan plastik semakin menggila, umumnya menjelang berbuka puasa di hampir semua pasar beduk. Plastik menjadi idola sebab lebih murah, efisien, dan aman (terutama bagi kuliner berkuah).

Padahal salah satu tujuan berpuasa pada Ramadan, agar kita mendapat pahala. Apa gunanya mendapat pahala kalau akhirnya menyengsarakan dunia? Bukankah menyengsarakan dunia otomatis mengurangi pahala tersebut?

Kalau kita masih sayang akan keberlangsungan dunia ini, katakan tidak pada plastik. Katakan di sini bukan hanya sekadar lips service. Bukan pula sebatas keinginan yang mengotori halaman media. Maka mari kita berbuat meminimalizir pemakaian plastik. Kita tak perlu berjibaku turun ke jalan, berjibaku turun ke jalan demi membersihkan sampah plastik. Tapi mulailah bijak menggunakan plastik bagi diri sendiri, terutama saat Ramadan ini.

Pertama, biasakanlah tidak menggunakan plastik satu kali pakai saat berbelanja, melainkan bawalah tas yang yang bisa dipakai berbulan atau bertahun. Kalau perlu bukan dari bahan plastik. Biarkanlah saat berbelanja mencurahkan begitu saja barang belanjaan ke dalam tas, kecuali barang yang dibeli tersebut bukan dari plastik (kresek).

Kedua, berbelanjalah sekaligus banyak, atau mungkin untuk satu seminggu. Tak usah pedulikan pandangan sinis orang, "Eh, orang kaya baru, ya?

Ketiga, ketika berbelanja ke pasar beduk, selalulah membawa tas yang bukan plastik satu kali pakai. Masukkanlah ke dalamnya barang belian berbungkus bukan plastik, seperti pece lele, Nasi Padang dan lain-lain.

Lalu, bagaimana untuk kuliner berkuah? Maka bawalah semacam rantang demi menghindari pemakaian plastik. Membawa rantang? Apa kata dunia? Kita pasti enggan membawa rantang karena malu dibilang norak. Apakah kita lebih memilih menjaga image, atau masih mementingkan keberlangsungan bumi.

Keempat, menjelang lebaran kita pasti tak ingin meja tamu kosong dari makanan. Maka toples-toples penuh makanan pun segera dihidangkan. Hendaknya toples-toples kacalah yang kita pergunakan. Meskipun rawan pecah, toples-toples kaca memjaga agar pemakaian plastik tak semakin merajalela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun