Juga pelancong harus selonjor atau besila di atas tikar pandan, misalnya.
Ketiga, terkadang pelancong amat selektif bila urusan kuliner. Bukan melulu kehigienisan. Tapi lebih menitikberatkan, "Apakah kolesterolku melonjak setelah makan sambal ini?" Maka seni sambal yang kita ajukan hanyalah sambal matah alias bahan sambal original dan mentah. Mereka kemungkinan senang yang demikian. Biarpun ada modifikasi sambal, paling tidak hanya dibakar, seperi sambal belacan.
Keempat, bila produsen telah begitu apik mengedankan persambalan Indonesia. Tinggal pihak pariwisata atau marketer yang menjual imaji kepada calon pelancong. Kalau perlu, jjika ada acara kenegaraan yang mengundang orang luar, seni nyambal ini bisa dikedepankan.
Semoga dengan modal lumayan murah, kita akan mendapat profit dari dunia sambal menyambal ini.
-----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H