Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Waktu Kepulangan Terkadang Sesal Bergumpal

14 April 2019   11:10 Diperbarui: 14 April 2019   11:36 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Tidak perlu lagi sedu sedan, sesal pun majal, ketika matahari redup, bercahaya sayup, semakin terlihat gelap, dunia sepakat melipat.

Telah banyak jejak tangan terlupa, menggunting dalam lipatan, pun mata kaki tak bernyawa, kawan lawan terkadang diterjang. Lupa tak ada yang kekal, semua kembali menjunjung bekal. Atau hanya sesal yang tinggal.

Sekarang tak perlu mengadu pada air mata, ketika dia juga terjagal. Mengadu pada mulut, telah menutup. Pada kamboja, pada tanah merah. Sebelum senja bergegas gelap.

Selamat tinggal yang pulang, selamat datang yang berjuang.

042019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun