Tidak perlu lagi sedu sedan, sesal pun majal, ketika matahari redup, bercahaya sayup, semakin terlihat gelap, dunia sepakat melipat.
Telah banyak jejak tangan terlupa, menggunting dalam lipatan, pun mata kaki tak bernyawa, kawan lawan terkadang diterjang. Lupa tak ada yang kekal, semua kembali menjunjung bekal. Atau hanya sesal yang tinggal.
Sekarang tak perlu mengadu pada air mata, ketika dia juga terjagal. Mengadu pada mulut, telah menutup. Pada kamboja, pada tanah merah. Sebelum senja bergegas gelap.
Selamat tinggal yang pulang, selamat datang yang berjuang.
042019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H