Seorang kompasianer bertanya apakah saya berniat menulis tentang pertemuan UAS alias Ustadz Abdul Somad dan capres Prabowo di salah satu tv swasta yang selalu peduli akal sehat? Â Saat itu saya hanya menyatakan akan menulis soal UAS di Kompasiana, dan akan membahas sedikit pertemuannya dengan capres Prabowo.
Pertanyaan kompasianer tersebut menggelitik saya, bahkan setelah membaca tulisan tentang pertemuan UAS dan Prabowo berseliweran di Kompasiana dengan berbagai sudut pandang. Hal itu menyadarkan saya pernah dibagi istri di WA, sebuah video tentang pertemuan dua tokoh tersebut.Â
Terus terang saat membuka video mereka ada yang berdesir di dalam dada. Bahkan mungkin ada yang menganggap ini lebay, saya terharu hingga berlinangan air mata. Saya pikir ini wajar, kompasianer lain malahan memberitakan bahwa orang sekelilingnya meneteskan air mata saat menonton video tersebut.
Lebih sebulan lalu saya mendukung Prabowo-Sandi mutlak karena ingin ganti baju, asbab baju yang lama sudah sangat tak nyaman. Kali ini keyakinan akan sosok, khususnya Prabowo, bahwa tak ada keraguan saya akan mencoblos sosok ini dengan pasangannya pada tanggal 17 April 2019.
Baca juga : https://www.kompasiana.com/rifannazhif/5c6d5439aeebe1576865195a/kenapa-saya-memilih-prabowo-sandi
Bagi saya ini ibarat game. UAS telah memberikan tambahan tenaga cukup signifikan kepada Prabowo. Saya memprediksi akan banyak suara yang akan berpindah, tentunya ke paslon 02. Lagi lagi mungkin ini dianggap pembaca lebay. Tapi kalau anda berada di dalam lingkungan agama Islam, tidak dapat tidak anda harus mengamini.
Bagi umat Islam UAS bukan sekadar ustadz biasa. Dia disamakan jamaah seibarat paus bagi Kristen Katolik. Apa yang keluar dari mulut UAS terkadang niscaya. Begitulah yang tertanam di dalam benak jamaah.
Jangankan pro paslon 02, sebetulnya pro paslon 01, bahkan terang terangan sangat ingin UAS condong sedikit saja ke pihak Jokowi. Karena diyakini, prestise yang didapat akan merangkak naik. Bahkan mendongkrak level elektabilitas semakin tinggi. Hal ini tak dapat dibantah, begitu banyak meme meme di dunia maya yang menyatakan UAS mendukung paslon 01 dengan simbol telunjuk jari yang dia acungkan ke atas. Padahal acungan satu jari telunjuk maksudnya agar memantapkan sekaligus menggaungkan bahwa Allah itu ahad, esa, satu; Lailahaillallah.
UAS memang tak pernah mengucapkan akan mendukung ini itu pada saat ceramah. Tak hanya pendukung paslon 02, bahkan pendukung paslon 01, berharap dia mencetuskan sepatah kata yang mengarah ke salah satu paslon jagoannya. Tapi anda harus kecewa karena itu tak pernah tercetus dari mulut UAS. Â Dia bebas, tak punyak blok, non partai. Di berprinsip dari dulu tetap menjadi suluh umat agar tahu jalan pulang.
Kendati demikian, meski ada fitnah itu settingan panitia, setiap UAS akan ceramah selalu diawali tembakan ke atas ( anda faham bagaimana simbol menembak, kan?).
Lebih lucu lagi, ketika ceramah di suatu kota, UAS, mungkin maksudnya menyerempet persoalan dimadu (poligama), mengatakan, "Jamaah di sini tak suka satu, tapi dua." Sontak jamaah beryel yel 02. Hal ini membuat UAS kikuk dan cepat kembali ke benang merah ceramah.