Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melumat Kata yang Terserak

8 April 2019   11:08 Diperbarui: 8 April 2019   11:20 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Melumat kata yang terserak, cerna perbincangan, siapa akan disantap, seperti meja catur, pion menghamba, raja memangsa jagat raya, matahari tersaput jelaga.

Telah lama tak memacul tanah, menyemai benih, tumbuhan buih, saat cangkul memanggul jalan, gedung-gedung, mari mencari cangkul yang memacul tanah di negeri lain.

Seolah lupa, sengaja alpa, almanak masa lalu, mengajarkan sepi pohon aru, air berbisik, persawahan memanggil pipit, orang-orangan sawah, tak telihat, jalan-jalan melahap, gedung-gedung mengunting, meja makan, tetap meja catur, memangsa siapa, di mana suka cita.

042019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun