Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghilangkanmu Menyemak Kepala

5 April 2019   12:16 Diperbarui: 5 April 2019   16:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Menghilangkanmu dari kertas suara, berat. Serat dusta menjadi kain kemiskinan, pada bahu pembangunan kami meniti, lalu lalang pendusta usung kalpataru atas nama tarung  kebohongan, one man show.

Menghilangkanmu dari ujung paku, berat. Tunas permusuhan, tikai cukai, candu benci. Aku mencabik ayah-ibu, setelah dingin kasur, santapan malam buta, punggung dan punuk istri.

Menghilangkanu dari telaga nurani, akal sehat, ringan. Ijinkan kebohongan dibakar, telah hutan permusuhan di belakang, terbelakang.Telah pintal intai di depan, siap memangsa domba dari jamaah terberai.

Ketika berat kertas, berat ujung paku. Biarkan kami menjadikan buta. Nurani dan akal sehat, bermata, diliput cahaya, ringan.

Maafkan aku, karena banyak berkata. Menyemak kepala.

042019

Akar syair : https://www.kompasiana.com/rifannazhif/5ca619273ba7f714bc39af42/di-sini-ingin-kuhapus-namamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun