Hasrat yang terlahir parfum bibir, aku melata, ibarat lintah, marilah mereguk anggur memabukkan, memagut rembulan, gantungkan bintang di matamu, duhai!
Sebelum kutahu, hanya sampah belatung, terungkap dari kalam, carut caci maki, mengumpan maksud berkuasa, kreasi menjentik langit, sejak kau lupa hujan, suatu waktu bisa berpindah ke mata.
Segala sepak, terjang pun jadi, serupa kawan, musuh pun mungkin, antara ingin bertahta, tak usah kau pikir kami punya hati, mati, mata pun buta, telinga hendaklah tuli, ketika berjalan dilanggar rel, sesuatu yang nyleneh mengingatmu, membunuhmu, udah,udah!!!
Malam ini hujan turun lagi,sayang. Biarkan aku terbang.
Gugat032019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI