Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mobilan Kayu

26 Maret 2019   10:08 Diperbarui: 26 Maret 2019   10:22 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Hari ini paman Pian datang dari kampung. Pian dan Oji senang bukan kepalang. Seperti biasa Paman selalu membawa oleh-oleh untuk mereka berdua.

Pian dan Oji bukan saudara kandung. Mereka hanya teman dekat. Setiap kali Paman berkunjung, Oji pasti diberitahu.

"Kali ini Paman bawa hadiah apa, ya?" Oji membayangkan oleh-oleh Paman. Paling asyik kalau dia membawa kue sumbu, terbuat dari ubi. Atau sagon, makanan dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula putih dan kelapa. Di kota jarang sekali menemukan makanan seperti itu.

"Tunggu saja! Paman baru selesai mandi. Sebentar lagi Paman akan keluar dari kamar," jawab Pian sambil mengganti channel tivi.

Akhirnya Paman keluar juga sambil membawa kardus besar. Kira-kira apa ya isinya?

"Hari ini Paman ada dua oleh-oleh. Tak seperti biasanya, oleh-oleh Paman kali ini berbeda. Kalian harus memilihnya, dan jangan berebut!" 

Paman mengeluarkan mobilan kayu dari dalam kardus. Mata Oji langsung melotot. Belum pernah dia melihat mobilan yang seperti itu dijual di pasar. Biasanya mobilan yang dijual di pasar terbuat dari plastik atau dari besi.

"Mobilan itu untuk aku  saja ya, Pian?" pinta Oji memaksa.

"Lho, yang satu lagi belum Paman tunjukin. Nanti Oji menyesal, lho!" 

"Oleh-oleh yang satunya apa, Paman?" Pian penasaran.

"Sebuah buku! Buku bagus!" jawab Paman. Oji tertawa senang. Dia langsung memegang mobilan kayu itu dan permisi pulang. Dia takut Pian merebutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun