Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Selalu Baru

22 Februari 2019   08:33 Diperbarui: 22 Februari 2019   09:20 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah fajar kutemukan wajah berminyak di antara nasi goreng, telor orak-arik, susu hangat, dan sisa mimpi semalam, membekaskan liur,  air menyela antara jenuh, juga cahaya itu harus digapai.

Ada celoteh peer, seragam belum diseterika, jerat-jerit melebihi lonceng, pekerjaan kantor seakan dengung laron memenuh kepala.

Panik, terburu, terkadang jenuh oleh kesibukan, seperti memilih antara empuk kasur dan laju motor.

Inilah kehidupan, kesibukan, perjuangan, yang hidup, yang sibuk, yang berjuang, terlalu jenuh, sama saja tulang-tulang berpulang, berkalang, merasa tiada, tetap ada.

Selalu saja pikirkan yang baru agar tak jenuh, meski lama mengumpan jaman, dalam kepala ada yang baru, selalu baru.

022019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun