Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepak Burung Merah

8 Januari 2019   16:38 Diperbarui: 8 Januari 2019   22:17 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kupukul pelan lengannya. Kukatakan dia bercanda. Tapi wajahnya terlihat amat serius. Dia setengah menyeretku ke cermin yang sengaja di tempel di dinding rumah. Dan betapa terkejutnya aku, ternyata bentuk tubuh dan wajah kami serupa.

"Gila. Apakah aku bermimpi? Ini cuma halusinasi!"

"Ini benar, Safran. Aku adalah dirimu. Dirimu adalah aku. Tepatnya aku adalah amal ibadahmu." Aku meremas rambutku seolah gila. "Safran, mustahil ada yang hidup setelah burung merah itu diremas awan kumulonimbus dan meledak, dan jatuh berserak ke dalam laut. Percayalah! Kau tahu maksudku, kan?"

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun