Banyak pengguna bahasa di kalangan masyarakat yang mengatakan sebagai berikut.
- "Dia orang yang terbuka kok, jadi tenang saja, tidak usah khawatir."
- "Jadi orang tuh yang terbuka, jangan tertutup begini!"
- "Senang sekali saya memiliki kekasih seperti dia, sebab dia orangnya terbuka"
- Dsb.
Berdasarkan ketiga contoh kalimat di atas merupakan kalimat-kalimat dari frasa 'orang yang terbuka' yang sering digunakan di masyarakat.Â
Penggunaan frasa 'orang yang terbuka' bisa diungkapkan dalam berbagai situasi, intonasi, dan nada, seperti dalam keadaan marah atau santai sekali pun frasa kata tersebut dapat digunakan. Lalu, apa maknanya? Sehingga banyak sekali menggunakan frasa tersebut.
Menurut Suwardjono (1990: 1) mengatakan bahwa, "istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu."
Dengan demikian, berdasarkan ungkapan tersebut bahwa terbentuknya istilah 'orang yang terbuka' terdapat konsep dan proses yang dilalui sehingga membentuk istilah 'orang yang terbuka' yang lazim digunakan oleh masyarakat umum.
Pada contoh kedua pun terdapat lawan makna dari frasa 'orang yang terbuka' yaitu tertutup. Sedikit demi sedikit sudah mulai terkuak makna frasa istilah tersebut. Sebab, ada kata terbuka, di situ juga ada kata tertutup karena keduanya saling berkaitan.
Masing-masing kata yang berdiri sendiri memiliki maknanya tersendiri, seperti kata 'terbuka' yang berasal dari kata 'buka' yang diimbuhkan ter- bermakna, tidak sengaja dibuka; tidak tertutup; tersingkap. Begitupun sebaliknya, kata 'tertutup' yang memiliki makna sebaliknya yaitu bermakna terkunci, terkatup, tidak terlihat isinya; tidak terbuka; tidak untuk umum.
Menurut Susanti. E (2016: 233) dalam jurnalnya mengatakan, "Setiap kata saling berhubungan mendukung sebuah arti dan makna dalam kalimat. Bentuk kata berawal dari kata dasar. Kata dasar tersebut mengalami perubahan seperti (1) kata turunan (afiksasi), (2) perulangan kata (reduplikasi), (3) penjumlahan (kata majemuk), dan (4) gejala bahasa."
Berdasarkan yang dikemukakan oleh Susanti, bahwa kata dasar 'terbuka' ini bisa membentuk suatu arti dan makna dalam sebuah kalimat yang lebih luas lagi, jika kata dasar tersebut mengalami perubahan seperti pada keempat poin tersebut.
Mari kita lihat melaui proses pembentukannya, dari salah satu makna kata 'tertutup' yaitu 'tidak untuk umum' atau 'tidak terlihat isinya'. Berdasarkan makna tersebut kata 'tertutup' bisa merujuk ke arah sifat atau hal-hal yang menyatakan sifat.Â
Seperti sifat tertutup yaitu sifat yang dimiliki orang seseorang yang tidak ingin dirinya banyak diketahui orang lain (umum) atau segala yang ada di dalam dirinya, yang tidak ingin terlihat isinya berkaitan dengan perasaan, mental, dan pikirannya.
Oleh karena itu, penggunaan istilah 'orang yang terbuka' lebih tepat digunakan atau diungkapkan pada sasaran situasi yang menyatakan perihal sifat. Fokus dan tujuannya pun harus mengarah ke dalam kontituen pemaknaan istilah itu sendiri.Â