Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Disleksia Sejak Dini Penyebab Terjadinya Niraksarawan

26 Oktober 2020   22:40 Diperbarui: 26 Oktober 2020   22:42 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: dokumen Pribadi olah surat kalbar)

Usia anak masuk sekolah rata-rata tujuh setengah tahun, jika sang anak pengidap disleksia yang berujung niraksarawan, tidak adanya didikan dan pengetatan khusus, maka akan masuk sekolah di usia delapan tahun lebih.

Hal ini dapat menurunkan mentalitas anak dan keengganan anak untuk sekolah, sehingga akan terjadilah buta aksara. Niraksarawan yang disebabkan oleh disleksia ini, dapat ditekan hingga sang anak mampu terhindar dari niraksarawan di usia enam tahun, akan berbeda sedikit dengan anak normal.

Lalu, apakah disleksia ini akan hilang atau tetap berlanjut ketika anak mulai memasuki pendidikan formal? Akan hilang jika menjalani terapi rutin dan akan tetap berlanjut juga tidak menjalani terapi rutin, tetapi tetap harus dilatihnya.

Apakah harus terapi? Tentu saja iya, karena ini berkaitan dengan saraf, masuk ke dalam neurolinguistik yaitu gangungan kebahasaan yang disebabkan oleh saraf. Masalah kebahasaan tidak akan ada akhirnya, tetapi bisa diminimalisasi. Hanya dengan kesadaran pada diri sendiri terhadap sekitar kita apabila ada yang mengalami hambatan kebahasaan, untuk segera membantunya.

Semoga bermanfaat.

Belajar bahasa Indonesia itu Mudah.

Menuju bulan bahasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun