Usia anak masuk sekolah rata-rata tujuh setengah tahun, jika sang anak pengidap disleksia yang berujung niraksarawan, tidak adanya didikan dan pengetatan khusus, maka akan masuk sekolah di usia delapan tahun lebih.
Hal ini dapat menurunkan mentalitas anak dan keengganan anak untuk sekolah, sehingga akan terjadilah buta aksara. Niraksarawan yang disebabkan oleh disleksia ini, dapat ditekan hingga sang anak mampu terhindar dari niraksarawan di usia enam tahun, akan berbeda sedikit dengan anak normal.
Lalu, apakah disleksia ini akan hilang atau tetap berlanjut ketika anak mulai memasuki pendidikan formal? Akan hilang jika menjalani terapi rutin dan akan tetap berlanjut juga tidak menjalani terapi rutin, tetapi tetap harus dilatihnya.
Apakah harus terapi? Tentu saja iya, karena ini berkaitan dengan saraf, masuk ke dalam neurolinguistik yaitu gangungan kebahasaan yang disebabkan oleh saraf. Masalah kebahasaan tidak akan ada akhirnya, tetapi bisa diminimalisasi. Hanya dengan kesadaran pada diri sendiri terhadap sekitar kita apabila ada yang mengalami hambatan kebahasaan, untuk segera membantunya.
Semoga bermanfaat.
Belajar bahasa Indonesia itu Mudah.
Menuju bulan bahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H