Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ospek Virtual, Senior Menguji Mental Akhirnya Terpental dan Viral

17 September 2020   08:22 Diperbarui: 17 September 2020   08:28 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak asing lagi bagi kita semua dengan istilah ospek. Ospek adalah bentuk akronim dari kata Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus, yang artinya kegiatan awal peserta didik untuk menempuh pendidikan tinggi. Dalam kegiatan ospek, ada berbagai kegiatan dan pelatihan yang dilakukan pihak kampus dan senior, untuk mendidik para mahasiswa/i baru.

Berbagai macam rangkaian yang dilakukan selama ospek sangatlah bervariasi, selain meningkatkan kekerativitasan, kemandirian, juga melatih mental. Namun, sangat disayangkan, dalam kegiatan ospek ini sering kali dinodai dengan tindakan perpeloncoan yang dilakukan oleh oknum senior dalam setiap perguruan tinggi tertentu.

Tidak sedikit kasus perpeloncoan selama ospek, tetapi sudah sangat lumrah dan sering sekali. Karena kegiatan ospek bisa dijadikan ajang balas dendam bagi para senior ketika dulu pernah merasakan junior diperlakukan hal yang sama. Sehingga hal ini menjadi sesuatu yang turun menurun.

Kasus perpeloncoan selama proses rangkaian ospek, sudah banyak merugikan banyak orang, selain peserta didik mengalami masalah mental, bahkan ada yang berujung kematian. Kegiatan ospek pada setiap tahunnya selalu diwarnai dan dinodai dengan cara yang kotor, norak, jadul (jaman dulu) yang dapat merugikan peserta didik.

Pada tahun kemarin, kegiatan ospek dinodai dengan kasus perpeloncoan peserta didik disuruh menaiki tangga sambil jalan jongkok, dan disuruh minum air yang telah diludahi. Perisitiwa ini terjadi di Universitas Khairun, Ternate.

Peristiwa tersebut langsung dikecam oleh berbagai kalangan dan ramai di media sosial. Peristiwa tersebut juga langsung mendapat reaksi dari Kemenristek Dikti, yang dulu perguruan tinggi masih tergabung dengan Kemenristek.

Kemenristek Dikti langsung mengatakan pesan melalui akun media sosial instagramnya perihal peristiwa tersebut, "masa orientasi dimanfaatkan menjadi wadah bagi para mahasiswa baru, untuk proses transisi menjadi mahasiswa dewasa dan mandiri".

"Perguruan tinggi tidak diperbolehkan mengembangkan model pengenalan kampus sesuai dengan interpretasi masing-masing, sehingga terjadi penyimpangan antara lain aktivitas perpeloncoan oleh senior, kekerasa fisik, atau psikis yang dapat berakhir dengan adanya korban jiwa --," Kata Iskandar selaku Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti yang dilansir melalui Kompas.com, Jumat (20/08/2019) Siang.

Dalam pernyataan tersebut dapat kita pahami dan kita telaah, bahwa kegiatan ospek adalah untuk meningkatkan kekreativitasan dan kemandirian peserta didik, dan harus dimanfaatkan dengan cara yang mendidik. Kegiatan ospek ini banyak ditunggangi oleh kepentingan dan interpretasi masing-masing. Hal ini sangat bertolak belakang dengan norma sosial.

Itu adalah salah satu contoh kegiatan ospek yang terjadi pada tahun lalu dan masih banyak contoh lainnya yang terjadi. Pada tahun ini seluruh kegiatan ospek atau sekarang dikenal dengan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) dilakukan secara daring (online) atau virtual.

Kegiatan ospek tetap dilakukan walau dengan cara virtual, agar proses pengenalan kampus bagi mahasiswa baru tetap berlangsung sebagai wadah saling mengenal dan tahapan awal sebagai mahasiswa baru. Namun, kegiatan ospek virtual ini dinodai dengan perlakuan senior yang sedang memarahi dan membentak mahasiswa baru hanya karena tidak mengenakan ikat pinggang.

Hal tersebut dilakukan oleh kedua senior laki-laki dan perempuan. Keduanya memarahi dengan nada yang tinggi, sehingga mahasiswa baru pun hanya bisa terdiam. Seketika langsung ramai di media sosial, langsung mendapatkan reaksi dari para pengguna media sosial. Berbondong-bondong mencari akun media sosial yang berkaitan dengan hal tersebut.

Peristiwa ospek viral senior memarahi junior, dilakukan oleh mahasiswa UNESA FIP. Sehingga peristiwa tersebut mendapat reaksi yang begitu cepat, seketika viral mengenai kata kunci "ikat pinggang", "ikat pinggangmu mana" dan "ospek virtual". Kenapa hal ini kembali terjadi? Seperti mengulang kejadian yang sudah lalu.

Kegiatan ospek atau PKKMB harus dimanfaatkan dengan baik, yang dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa, yang meningkatkan kemampuan, serta yang bersifat mendidik. Hal tersebut tidak selayaknua dilakukan oleh senior terhadap junior, apalagi di lingkungan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun