makna, kita kerap kali menemukan sebuah kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda dan bertentangan. Maka hal itu disebut dengan kontranim.
Di dalam memahami sebuahSecara bahasa Indonesia, definisi dari kontranim adalah suatu kata atau frasa yang memiliki dua arti atau makna yang bertengtangan. Kita sering menggunakan kata yang sama, tetapi tidak mengetahui maknanya secara utuh dan mendalam.
Maka dari itu, sang penutur terhadap mitra tutur sering terjadi kesalahan komunikasi, atau salah maksud yang dituju. Hal tersebut sudah menjadi pertentangan dalam makna.
Kita sering sekali berbicara tanpa mengetahui arti atau makna itu sendiri. Kita enak berbicara dengan lawan bicara kita, dengan memasukkan kata yang sepertinya enak sekali didengar, biar terlihat seperti orang intelek. Namun, kata yang kita gunakan ini bertentangan dengan maknanya.
Anda pernah mendengar lagu Tombo Ati, yang dinyanyikan oleh penyanyi Opick? Diliriknya tersebut mengatakan tentang membaca Quran dan maknanya. Dari situlah dapat kita simpulkan, kalau mengetahui sebuah kata harus dengan maknanya, agar tidak salah dalam pemahaman.
Kontranim ini sendiri sering sekali terjadi, dan banyak ditemukan kesalahan karena orang-orang tidak tahu secara luas dari kata yang diucapkannya dan yang penting berbicara. Maka dari itu, saya akan memberi tahu, beberapa contoh kata kontranim, yang dapat mudah dipahami kalian.
Kata Usah
Pada contoh pertama ini adalah kata "usah". Kata usah ini terlihat sepele dan sepertinya tidak perlu dimasalahkan. Namun, hal yang terjadi tidak seperti itu, mungkin kita beranggapan bahwa kata usah ini hanya memiliki satu makna, tetapi nyatanya tidak.
Kata "usah" ini memiliki dua arti atau makna yang bertentangan, yaitu berarti "perlu dan jangan". Dua kata tersebut dikatakan bertentangan karena yang satu bernilai positif dan yang satu bernilai negatif.
Kita sering kali menggunakan kata usah pada sebuah kalimat tutur atau tulis, tetapi tanpa memperhatikan maknanya itu apa. Seperti pada kalimat berikut ini.
"Tidak usah, kau diam saja di situ."
Pada kalimat tersebut, apabila kita telaah dan cermati secara mendalam, akan terdapat dua makna yang menjadikan kalimat tersebut jadi berbeda, yaitu akan menjadi seperti ini.
"Tidak perlu, kau diam saja di situ."