Tahun ajaran 2020/2021 merupakan tahun yang kelam bagi dunia pendidikan, dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Para siswa/i hingga mahasiswa/i harus merasakan pahitnya perjuangan belajar pada tahun ajaran 2020/2021 ini.Â
Mereka semua harus berjuang melewati itu semua dengan berbagai cara demi mendapatkan hak pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Semua permasalahan pahit dan kelamnya dunia pendidikan di Indonesia saat ini, karena mewabahnya virus yang berakibat pada berubahnya semua tatanan kehidupan termasuk pendidikan.Â
Kegiatan pendidikan semua dilakukan dari rumah, pendidikan mengalami kemunduran, dan semua peserta didik mengalami rendahnya kompetensi dan kognitif.
Pendidikan saat ini sedang goyah, carut-marut, betapa pedihnya meraih ilmu dan pendidikan di saat seperti ini. Kita semua tidak bisa banyak melakukan sesuatu saat ini, melainkan menuruti dan mengikuti yang diperintahkan oleh pemerintah. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus menghadapi jerih payah masa-masa, era-era, tahun-tahun, bahkan hari-hari dengan terseok-seok dalam menjemput ilmu, meraih cita-cita, menggapai harapan, dan mendapatkan hak pendidikan di saat ini.
Dalam keadaan seperti ini merupakan beban bagi semua tatanan kehidupan. Dalam pendidikan hal ini dirasakan oleh para siswa/i dan mahasiswa/i tingkat akhir.Â
Siswa/i kelas 6, kelas 9, dan kelas 12 harus menghadapi pelbagai ujian yang dilaluinya untuk melanjutkan pendidikan dan itu dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh (pjj) yang membuat siswa/i harus ekstra kerja keras untuk itu semua.
Untuk para mahasiswa/i tingkat akhir di semester 6, 7, dan 8, ini merupakan masa-masa yang sangat sulit dilalui dan tidak maksimal mendapatkan pemahaman materi untuk bahan penunjang tugas-tugas akhir perkuliahan. Mereka harus melaksanakan kewajibannya dalam menyelesaikan tugas, praktik, pelatihan, tugas-tugas akhir, seminar proposal dan skirpsi melalui sistem virtual.
Mahasiswa/i jurusan pendidikan pada semester 6 dan 7 adalah masa mereka melakukan pelatihan atau praktik untuk melatih diri, kompetensi, dan kemampuan dalam mengajar, karena mereka akan terjun ke lapangan untuk mendidik para siswa/i, sehingga harus mampu dalam mengajar. Maka dari itu pelatihan dan praktik mengajar sangatlah penting bagi mereka.
Namun, mereka harus menelan pil pahit di tengah-tengah perjalanan kuliah di semester 6 atau 7 ini. Mereka tidak bisa melaksanakan micro teaching sebagaimana mestinya, karena terjadinya wabah ini.