Mohon tunggu...
Rifa Naila Meiliani
Rifa Naila Meiliani Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan karakter siswa melalui budaya sekolah

4 Mei 2024   08:45 Diperbarui: 4 Mei 2024   09:01 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan karakter seseorang. Pengembangan karakter yang sesuai dengan nilainilai kehidupan dikembangkan lewat berbagai saluran pendidikan, tidak hanya melalui proses pembelajaran formal. Salah satu wujud pengembangan karakter adalah melalui budaya sekolah. Siswa sebagai warganegara harus dikembangkan karakternya. Dalam kaca mata kewarganegaraan, mengutip pendapat Budimansyah (2009), siswa dianggap sebagai warganegara hipotetik yakni warganegara yang “belum jadi” karena masih harus dididik menjadi warganegara dewasa yang sadar akan hak dan kewajibannya. Dalam konteks tersebut, maka karakter warganegara harus dimiliki oleh siswa. Hal tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan budaya sekolah.

      Pentingnya karakter warganegara melalui pendidikan juga ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dimana ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

     Peran pendidikan dalam pengembangan karakter warganegara ditegaskan dalam rasional pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa Kementerian Pendidikan Nasional (2010) dimana dikatakan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Salah satu implementasi pengembangan karakter tersebut adalah melalui budaya sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota kelompok masyarakat sekolah (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010). 

TINJAUAN TENTANG KARAKTER 

    Diskursus mengenai pengembangan karakter penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.  Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Sedangkan Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (2010) mendefinisikan karakter (character) sebagai: (1) all the qualities and features that make a person, groups of people, and places different from others (semua baik kualitas maupun ciri-ciri yang membuat seseorang, kelompok orang atau tempat berbeda dari yang lain); (2) the way that something is, or a particular quality or feature that a thing, an event or a place has (cara yang khas atau kekhasan yang dimiliki oleh sesuatu, peristiwa atau tempat); (3) strong personal qualities such as the ability to deal with difficult or dangerous situations (kualitas pribadi yang tangguh misalnya kemampuan dalam menghadapi situasi yang sulit atau berbahaya); (4) the interesting or unusual quality that a place or a person has (kualitas menarik dan luar biasa yang dimiliki suatu tempat melalui pendidikan tidak terlepaskan dari peran pendidikan itu sendiri. Dalam rasional pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa Kementerian Pendidikan Nasional (2010) dimana dikatakan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi atau orang) ; (5) a person, particularly an unpleasant or strange one (orang yang aneh atau tidak menyenangkan); (6) an interesting or unusual person (orang yang menarik dan luar biasa); (7) the opinion that people have of you, particularly of whether you can be trusted or relied on (pendapat khalayak tentang anda, apakah anda dapat dipercaya). Sedangkan dalam kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 (2010) disebutkan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.  

      Dalam kebijakan tersebut, dikatakan bahwa karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan. 

      Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 (2010) juga mengemukakan landasan bagi pembangunan karakter bangsa yakni: secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat yang akan eksis. Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya mengejawantah kan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara normatif, pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkah mencapai tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, per damaian abadi, dan keadilan sosial. Secara historis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah, baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman kemerdekaan. Secara sosiokultural, pembangunan karakter bangsa merupakan suatu keharusan dari suatu bangsa yang multikultural. 

       Kementerian Pendidikan Nasional (2010) mengemukakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi yakni: Agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan karakter yang dikembangkan ialah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab.

TINJAUAN TENTANG BUDAYA SEKOLAH 

Salah satu sarana bagi pengembangan karakter siswa adalah melalui budaya sekolah. Kementerian Pendidikan Nasional (2010) menyebutkan bahwa budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota kelompok masyarakat sekolah. Sedangkan cakupan budaya sekolah sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses mengambil keputusan, kebijakan maupun interaksi sosial antarkomponen di sekolah. 

       Dalam Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa Kementerian Pendidikan Nasional (2010) juga disebutkan bahwa kepemimpinan, keteladanan, kerama han, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilainilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah. Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun