Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lamur Hujan

8 Februari 2021   07:18 Diperbarui: 8 Februari 2021   07:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lamur hujan di tanah padas waktu itu, cangkul majal tumbuhkan basah semaikan buah, gagal panen, tunas membaca retak tanah, pohon digaruk kuasa angkara, lidah embun batu, mengoyak daun ragu-ragu.

Nyalang hujan di tanah lembek waktu ini, air hilang berkah membasah dahaga, telah dilumat semua cerita, berita-berita deras, kenapa tak sanggup menahan desah menjadi berkah, orang-orang tetap memacu laju, tak peduli tanah telah padas, hujan bah melunas upah.

Air di tempayan akhirnya tumpah, ketika kering kembali mematah harap pada tanah basah.

Plg, 0221

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun