Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Partitur Hujan

26 Desember 2020   16:28 Diperbarui: 26 Desember 2020   16:28 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Partitur hujan, bait berantakan, kami kehilangan makna puisi, tak ada kesejukan, uap menjelma retakan, ke mana lagi berharap rangkulan, rangkulan berjarak oleh kepentingan, hanya keluhan menggema, air semakin tinggi memakan kecemasan, lupa selama ini hujan dijerang, didih genderang, kebencian semakin terang, kami lupa menghitung setiap tetesan, seakan jarum menusuk tumbuhan,tapi tanah gersang sebagai tipuan, hasutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun