Masih belum hujan di sini, kemarau panjang memaku bumi, gonggongan demi gonggongan, pertarungan cemeti, mencabik persaudaraan, betapa gerah, orang-orang menggoreng abu, aku kelilipan pendustaan, begitu banyak luka di dada, sangat parah hujan di mata, tapi masih ada yang tertawa, merasa jumawa melihat nestapa; siapa yang akan dimakan hari ini. Tentu tak ada makan siang gratis. Dan luka semakin nganga, gonggongan semakin nyata. Aku masih menunggu hujan, meski kelak hanya ada hujan air mata, kepedihan murka.
Plg, 1220
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H