Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Itu Retak di Bulan Juli

19 Juli 2020   19:17 Diperbarui: 19 Juli 2020   19:14 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : www.indonesiakaya.com

aku selalu ingin memanen hujan bulan Juni setelah bertahun menyemai kilat dan petir.

begitu katamu ketika kita duduk di kafe paling sudut kota itu, dan kau rampungkan syair dengan bibir bergetar.

katamu, kau ingin melihat hujan deras, ingin menumbuhkan bibit, melihat embun di lidah daun, terhapus oleh leleran kasih sayang.

pada Juni akan ingin, akan deras derai, memelukmu menjalin kehangatan, kita terlalu jauh berjarak, kita telah menjadi bengis dan kejam, kau ingin membuatnya sejuk di bulan Juni yang rapuh.

sekarang kepompongmu netas, retak, kau salah kaprah, kami panen hujan bulan Juli, bukan derai langit yang membasah tanah, tapi derai mata yang tak kuat menahan sembab dada.

rama-rama telah pergi menyongsong air mata dari segala mata air, dari tetes seluruh tetes, kau tak lagi takut patah sayap, pada derai  ini terbang, menujum ujung langit, sihir katamu tetap khusyuk, aku rindu suaramu pada gelung hujan yang kau impikan, jatuh saat tak bisa kau rasa, kau bagi kehangatan itu.

Plg, 19072020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun