Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Balada Sepasang Nelayan

17 April 2020   14:39 Diperbarui: 17 April 2020   14:43 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

seorang perempuan sepi
terkurung di dermaga penantian
lakinya pergi melaut
saat ombak mulai tinggi
dan ikan-ikan enggan menepi

dia menggambar langit
mencari gerak di antara petir
dan derak badai
ada rama-rama bersayap patah
pulang dalam keadaan susah

dia menyusukan anak
dengan jejak seorang ayah
lelaki penyimpan badai
berserah pada hempasan ombak

saat catatan hilang
dia tak lagi menunggu
kabar nasib laki di pucuk karang
ada bilah kayu juga serpihan baju
perempuan itu menutup tingkap
melupakan masa lalu

nun...
lelaki itu berkelana di dermaga
merengkuh seorang perempuan
bercerita tentang jati diri
nasibnya tercetak di laut
sebagai badai dan petualang
retak tangannya adalah kebebesan

1704

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun