Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perlunya Berpikir ketika Akal Sehat Hilang

12 April 2020   19:40 Diperbarui: 12 April 2020   19:40 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

delapan jam terkurung, betapa derita mengurung, mendengar desir air di toilet adalah kebahagian di ujung, terasa hidup digulung, apakah kau tak pernah bertanya ketika mendesak? betapa kunang-kunang di kepala, mengalahkan begadang bermalam, hidup tetaplah berjuang.

bersicepat antara tuas hidup mati, terkadang bertarung untuk mati, perang sesungguhnya, ketika Tuhan mengalungkan syahid dan membanggakan kepada malaikatnya, apakah orang lupa membaca?

telah terbuka pintu surga, apakah ada yang merasa memegang kuncinya? tanah ini milik Tuhan, memulangkan para kekasih yang ditunggu untuk mendapatkan hasil bakti.

kenapa ada yang tak menghargai, padahal dia telah dipilih Tuhannya? Benarlah Tuhan selalu mengagungkan kaum yang berpikir lagi bertakwa, lalu apa balasan bagi orang yang menolak kekasih Tuhan, orang yang berakal tentu tak membaca, kecuali kelak dia berpikir, lebih agung mati syahid daripada mati memiliki cela.

1004

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun