Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Itu Tak Akan Pernah Tumbuh di Matamu

12 April 2020   14:51 Diperbarui: 12 April 2020   14:54 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

hujan turun lagi, di lorong depan butiran langit terdiam tanpa teman, anak-anak melihatnya dari  terali jendela, ribuan tangan melambai, saatnya mandi hujan, bukankah hujan tak pernah berkisah kesedihan? dia tetaplah berkah, menumbuhkan jiwa kering pada basah sorak-sorai, mengajar tarian bebas tanpa teori, kapankah hujan itu menjelma girang?

larilah, Nak, hujan tak mengajarimu mengurung diri, saatnya bertelanjang dada menunjukkan semangat, sejenak lupakan wabah, setelah selama ini melihat jejalan mimpi tak terbeli, dan yakinlah hujan tak pernah mengingkari janji untuk tetap menjadi berkah bagi seisi bumi.

segelas kopi di teras depan, sepinggan ubi rebus menyimpan panas, istri bergaun merah jambu selepas keramas, mata-mata mungil itu mengharap, aku tak ingin membuat mereka kecewa.

pergilah, Nak, hujan dari langit tak pernah memberikan desah, aku pun tak ingin dia tumbuh di matamu. rebutlah kembali masa kecil dengan canda dan tawa irama hujan.

Plg, 1104

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun