bertanam ubi di belakang rumah
bibir ibu penuh semangat seperti  menanam
entah dia menyambung nada
atau di ludahnya sembunyi bibit
dia bercerita tentang tanah gembur
anak kampung harus mencintai hutan
ketika itu Tuhan menurunkan berkah berupa hujan
buah bernas, gembur tanah, mari kita mencabut ubi
ibu mengajari mencintai tanah
biarkan hewan binal mengumpan perut
sebesar apakah lapar, ibu tak hendak mengusir
dia  bercengkerama dengan kambing
pucuk daun dimamah  sebanyak apa
harus berderma ke sesiapa, bukan hanya pada manusia
tapi sekarang ibu sudah tak ada
tanah lumpur tanpa sayur-mayur
orang menanam uang dan gas air mata
kampung menjadi kota, harta menyungai warna
tapi air mata tumbuh di mata
hujan tak memiliki canda
bila sembunyi semua kerontang
bila mengamuk semua terhumbalang
aku rindu ibu, kehilangan ubi-ubi yang enggan
mengeja tanahÂ
0504
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H