Ketulusan langit pada hujan, sebelum awan mengabar hitam, air mata telah tumbuh di bumi, lelorong menyepi, mimpi tak terbeli, kami mengabur harap, tersaruk sebagai makhluk papa, ternyata belum mampu apa-apa mengaku kuasa untuk, kita hanya pejalan, perlu marka dan tanda, lemah pada derita.
Tapi banyak yang kita raih, kepersamaan antar tetangga, telah lupa pada anak istri, atau suami, dunia luar hanya pegas, ketika kita tak memiliki rem, kembali pulang ke haribaan alam, kita tidak sendiri untuk menang.
Saatnya berbenah, banyak yang timpang terlewat, terpincang melangkah hari, kita belum terlambat membuka harap, tikai tak akan berakhir manfaat, katakan yang membantu, bukan menanam ikan pada air keruh, kita bersama lebih tenaga, tinimbang sendiri tak menghasilkan apa-apa. Semoga kelak terbaca.
17032020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI