Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Balada Mak Sayur II

5 Februari 2020   22:00 Diperbarui: 5 Februari 2020   22:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari mobil dia hadir. Gemerincing emas ibarat martir. Pembela kemiskinan, katanya. Mengangkat ekor ikan.  Amis. Di mana pun tak ada ikan yang manis. Seperti si pus betah di jendela menatap dunia, miris.


Ligat tangan menimbang sana-sini. Berceloteh tak habis-habis. Harta kekayaan tujuh turunan. Warung si Mak bisa ditukar. Usiamu juga dapat dibayar.


Mak, Mak. Sekilo dua puluh ribu. Sayur seikat lima ribu. Tahu-tempe, genap tiga puluh. Rejeki buka dasar. Matahari sebenar cerah. Klakson menyalak. Uang kecil terlalu renik, susah ditelisik. Besok-lusa akan dibayar. Gemerincing emas pongah. Nota-nota bon bersayap. Menyusut keringat masam. Oh, betapa. Sayur, sayur.


Urat terang, 0522020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun