Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi yang Tumbuh

3 November 2019   05:25 Diperbarui: 3 November 2019   05:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi menyembul dari ufuk timur. Adakah yang lebih indah ketika embun menetas daun? Ulir fajar begitu indah memompa paru-paru. Selama ini lelah bertarung debu. Udara mencuri suasana di atas canda tak lucu. Sesak dada. Bunga digambar anak. Layu sebelum kembang.

Dan kini kopi indah. Ubi rebus terasa cerah. Suara-suara penuhi angkasa. Pagi tumbuhkan. Kecambah tak lagi rebah  O, pagi gerakkan jelanak kaki. Meliuk seiring peluk. Napasku gembur.

Pagi tak lagi datang ragu-ragu Adakah yang lebih indah dari embun menetas tanah dan menumbuhkan?

Asia, 031119

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun