Mohon tunggu...
Rifa Miftahul Janah
Rifa Miftahul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Blog ini dibuat sebagai media portofolio online dan juga penyaluran hobi. Semoga tulisan-tulisan yang saya unggah bisa sedikit bermanfaat untuk para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Idola Juga Manusia!

10 Mei 2023   14:00 Diperbarui: 10 Mei 2023   14:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: unsplash.com)

Saat kita membutuhkan waktu untuk istirahat dari berbagai rutinitas, kebanyakan orang akan menghabiskan waktu untuk menonton film, drama atau sekedar mendengarkan musik favorit mereka. Hingga tanpa sadar kita mengidolakan mereka karena peran atau lagu yang mereka rilis. Di zaman yang sudah modern seperti sekarang ini kita dimudahkan dengan adanya social media, yang mana kita dapat memantau atau melihat update dari idola yang kita sukai. Kita bisa melihat aktivitas mereka secara terbuka lewat social media. Para idola biasanya melakukan interaksi dengan penggemarnya lewat social media. Social media sendiri seperti pisau yang bermata dua, satu sisi dia memberikan dampak positif dengan menjadi sumber penghasilan, menjadi sumber inspirasi kita, jadi sumber pengetahuan kita melalui media ini tapi satu sisi itu juga menjadi sebuah ancaman ketika kita tidak kuat dan sehat secara mental. Maka dari itu saya berharap kita bisa mengambil sisi yang positif dari setiap konten atau postingan yang kita lihat di social media.   

Karena apa yang kita lihat di social media hanya 10% dari kehidupan yang sebenarnya. Misalnya saat kita sedang dalam keadaan yang tidak baik, kebanyakan orang pasti akan memendamnya atau bercerita ke orang terdekat saja, dan tidak memposting atau menshare keadaannya tersebut di social media. Para ahli psikologi pun sepakat bahwa setiap manusia punya beberapa dimensi kepribadian yang bisa ditampilkan. Jadi ini adalah persona yang dimainkan dalam setiap aspek kehidupan. Bukan berarti kita faking tapi itulah naluri kita. 

Saat kita mengkonsumsi suatu hal yang diposting di social media misalnya yang berasal dari idola kita, seperti memberikan komentar, memberikan like disetiap postingan, mengagumi dan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan sang idola. Kita sebagai seorang penggemar pun akan merasakan kesenangan. Bahkan menurut ahli ketika kita mendapatkan informasi yang relate dan kita sukai, tubuh akan memproduksi dopamine dan bisa membuat adiksi. Bahayanya ketika sudah berlebihan juga gawat teman-teman karena pada saat kita mengidolakan seseorang terus kita menonton mereka hingga menghabiskan waktu, tidak realistis dengan kehidupan kita, kita akan tanpa sadar membandingkan hidup kita dengan idola kita, dan yang paling parah adalah ketika kita sudah ditahap baper atau bawa perasaan. 

Jadi apa yang harus kita lakukan untuk mengontrol semua ini? Coba kita ilustrasikan misalnya Walt disney, mereka membuat cerita tentang Little mermaid, Rapunzel dan lainnya itu ada peran protagonis dan juga antagonis. Tidak usah jauh-jauh sinetron saja ada peran protagonis dan antagonis dan itu semua adalah cerita yang ingin ditampilkan oleh pembuat film. 

Jadi kehidupan kita ini jangan kaget apabila ada hal yang sama karena film itu atau cerita itu terinspirasi dari kehidupan nyata. Jadi jangan kaget ketika di kehidupan nyata kita melihat persona terbaik mereka. Maka yang bisa kita lakukan adalah setiap keputusan kita adalah responsibility kita bukan orang lain. 

Jadi temen-temen kalau kalian mengidolakan seseorang, mengkonsumsi sesuatu di media sosial boleh kita sama-sama menghasilkan dopamin dari setiap aktivitas kita di era internet sekarang. Tapi jangan lupa untuk yang pertama Be Aware sadari yuk bahwa idola kita juga manusia, mereka sama dengan kita, ada sisi ketidak sempurnaannya juga. 

Jadi kalau misalnya kita menggunakan waktu kita untuk idola kita hingga membuat kita tidak produktif itu yang bahaya. So, sadari sampai batas mana kita berlebih atau tidak. Kedua Be Enough, cukupkan dirimu. Karena kadang  di media sosial ini tanpa sadar kita membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan idola kita. Dan yang terakhir Being Realistic, jangan buru-buru judge orang lain kalau dia sedang melakukan kesalahan. Ini berlaku bukan hanya kepada idola kita saja tapi semua orang. 

Jadi kalo idola kita melakukan kesalahan sebagai sisi negatif manusia yang tidak ditampilkan di media sosial atau di media yang fana lainnya maka jangan langsung buru-buru ngejudge. Bukan berarti kita memaafkan, membiarkan apalagi jika yang dilakukan benar-benar salah. Tapi kita juga perlu ingat bahwa dia juga manusia yang punya ketidaksempurnaan. 

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit manfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun