Era digital telah membuka peluang luas bagi ekonomi kreatif untuk memainkan peran signifikan dalam pemulihan ekonomi. Ekonomi kreatif, yang meliputi industri seperti seni, desain, film, musik, hingga kuliner, kini berkembang pesat dengan dukungan teknologi digital. Hal ini menjadi solusi strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi sekaligus mendorong inovasi di tengah ketidakpastian global.
Dalam konteks pemulihan ekonomi, sektor kreatif membantu menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan roda perekonomian melalui beragam ide inovatif. Di Indonesia, misalnya, ekonomi kreatif telah menyumbang secara signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), dengan subsektor unggulan seperti fesyen, kuliner, dan kriya. Potensi ini semakin besar dengan kehadiran platform digital yang memungkinkan pelaku usaha kreatif menjangkau pasar lebih luas, baik lokal maupun internasional. Pelaku usaha kecil hingga menengah kini bisa memasarkan produk atau karya mereka ke seluruh dunia hanya dengan menggunakan ponsel dan akses internet.
Era digital juga mendorong munculnya inovasi yang mengubah cara berbisnis. Di masa lalu, banyak usaha kreatif yang terbatas pada bentuk fisik dan penjualan langsung. Kini, digitalisasi memungkinkan inovasi dalam bentuk layanan daring, produk digital, dan bisnis berbasis langganan. Misalnya, industri musik dan film yang dulu berbasis distribusi fisik kini berkembang menjadi platform streaming, memungkinkan akses lebih mudah dan memberi keuntungan berlipat kepada para kreator.
Selain itu, perkembangan ekonomi kreatif di era digital mendorong pengembangan keterampilan dan kompetensi baru di kalangan pekerja. Pelaku kreatif kini tidak hanya dituntut untuk ahli dalam bidang kreatif mereka, tetapi juga dalam pemasaran digital, data analitik, hingga keterampilan kolaborasi lintas disiplin. Pelatihan keterampilan digital dan platform yang mendukung kolaborasi kreatif, seperti desain grafis atau produksi konten digital, memungkinkan terciptanya ekosistem yang kaya akan inovasi.
Namun, tantangan yang muncul adalah bagaimana mendorong akses yang merata terhadap teknologi dan peningkatan literasi digital. Di Indonesia, gap digital masih menjadi hambatan, terutama bagi mereka yang berada di luar kota besar. Oleh karena itu, pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan perlu mempercepat penyediaan infrastruktur digital dan pelatihan bagi masyarakat di seluruh wilayah.
Pada akhirnya, ekonomi kreatif di era digital bukan hanya sekadar sektor ekonomi, tetapi juga wadah bagi inovasi dan ekspresi diri. Dengan dukungan yang tepat, ekonomi kreatif mampu menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi, merangsang inovasi, dan memberikan peluang ekonomi yang berkelanjutan. Membangun ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berbasis teknologi akan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global serta menciptakan masa depan ekonomi yang lebih kreatif dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI