Siapa yang tidak mengenal Gua ini secara mendapatkan julukan gua yang turun dari surga dan sangat tepat diletakkan oleh tuhan di posisi sekarang. Namun, ketika musim hujan akses menuju bawah Gua akan semakin licin dan harus sangat berhati-hati agar tidak terciptanya kecelakaan. Pasalnya banyak anak tangga yang harus kita turuni dan sifat anak tangga tersebut sedikit tinggi dan curam, maka dibutuhkan beberapa peralatan yang aman dan terbukti bisa melindungi kita dari waspada kecelakaan.Â
Untuk yang belum tahu, Gua Jomblang yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Gua Jomblang merupakan gua vertikal yang terbentuk akibat runtuhnya tanah dan tumbuh-tumbuhan akibat proses geologi. Runtuhnya lubang tersebut menimbulkan lubang pembuangan atau sumur dengan mulut gua sedalam kurang lebih 50 meter. Oleh karena itu, diciptakanlah Gua Jomblang sebagai tempat pelestarian tumbuhan purba yang ada di dasar gua. Gua Jomblang merupakan gua vertikal dan memerlukan alat serta keterampilan khusus  untuk turun dan menjelajahi gua tersebut.Â
Setelah mengetahui atraksi yang terdapat di Gua Jomblang, wisatawan harus memiliki fisik yang kuat untuk berkegiatan di Gua ini karena selain anak tangga yang banyak, jalanan menuju ke Gua sangat panjang dan wisatawan harus kuat berjalan kaki. Tidak hanya itu, wisatawan tidak diperkenankan untuk melakukan candaan ketika sedang menuruni anak tangga melainkan harus fokus dan saling menyemangati satu sama lain jika perginya dengan tim dan keluarga.Â
Ketika musim hujan tiba, akses akan lebih licin karena batu disana mulai ditumbuhi lumut dan tanah. Oleh karena itu, pengelola Goa Jomblang inisiatif menyiapkan jalur khusus wisatawan. Wisatawan akan memakai peralatan untuk turun ke gua atau vertical caving bernama SRT atau Single Rope Technique dan wisatawan juga dihimbau untuk menyewa atau membawa senter yang diikat dikepala kita Senter LED Kepala karena di dalam Gua Jomblang tidak ada cahaya buatan sama sekali alias sangat gelap. Selanjutnya wisatawan akan dibantu dan bisa juga ditemani pemandu dengan cara mengikatkan badan mereka dengan alat ke tali rope yang sudah kuat pastinya. Atau jika tidak mau ditemani dengan pemandu, wisatawan dapat turun ke gua dengan teman atau orang tuanya asalkan berat badan tidak terlalu memenuhi kapasitas dan tali rope sudah dikatakan kuat oleh pemandu. Hal ini tentu adalah cara untuk menguindari kecelakaan tergelincir dari melewati anak tangga yang banyak dan rute yang panjang.Â
Setelah turun dan melepaskan diri dari tali rope, wisatawan perlu berjalan lagi sedikit untuk melihat sebuah batu dan di atasnya tidak ada atapnya, itu adalah tempat kita bisa menunggu cahaya dari surga dalam tanda kutip. Ketika cahaya surga tersebut datang, wisatawan dihimbau untuk berhati-hati ketika menaiki batu tersebut karena licin dan cukup tinggi. Jangan lupa untuk potret keindahan tersebut ya, kawan!
Kemudian untuk kembali ke atas, wisatawan dapat menggunakan tali rope kembali dan akan diarahkan oleh pemandu Gua Jomblang. Jangan lupa pastikakan agar kondisi badan terus fit karena di dalam Gua oksigen yang didapatkan juga sedikit. Supaya ketika ingin menjelajah destinasi lain di Yogyakarta khususnya ketika musim hujan, wisatawan tetap bisa bugar dan menikmati keindahan Yogyakarta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H