Mohon tunggu...
rifai mukin
rifai mukin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengawas Sekolah

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Malam

18 Maret 2024   17:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   17:04 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menanti Malam

Di dalam matamu ada rasa pilu

Ddan redupnya menjalariku jauh ke hati
Kemudian bergumam sendiri
Aku benar-benar pantas dicaci

Senyummu tidak tulus

Dan matamu masih menantang langit

Kapan ia berhenti menepis

Luka di langit

Ada takdir mana yang bisa kita ingkari

jika kita kehilangan kata maaf untukmu  
Langit masih menangis diderah luka
Dan kita tidak dapat melewati air matanya.

Semoga esok surya tidak terlalu tergesa-gesa

Dan langit sudah berdamai dengan kecewanya
Agar kita dapat menghabiskan sore dengan senyuman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun