By. Rifai Mukin
Saat namamu berkelebat Â
Saat romanmu melintasiÂ
Perih itu kembali mengingatÂ
Biarlah rinduku melukai hatiÂ
Kalaulah aku tahu berapa rintisan di paru-paru Â
Kupastikan tetesan darahmu tak kuasa mementor jantungku
Saat sembilu dalam desahan berirama senduÂ
Karena rindu tak lagi memberi candu
Rindumu kini hipokrit, walau 1001 doaku melangit
Karena sembiluku larah diujung lara
Di tempayan darah jantungku tersayat
Sedang engkau di kelambu asmara
Di jastice bipolar, aku sungguh terluka
Judgmental engkau bahagia
Biarkan rindumu diasa
Dan Sembiluku di lara
Lamahora, 8 Februari 2024
Tinggal di NTT _ Lembata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H