Mohon tunggu...
Muhammad Rifai
Muhammad Rifai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melek Hidroponik, Jadikan Kampung Wisata "Lembur Hejo".

26 April 2020   16:19 Diperbarui: 26 April 2020   17:41 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Green House Hidroponik Lembur Hejo

Sukaraja - Bogor | Kini masyarakat semakin gemar mengkonsumsi sayuran berawal dari kesadaran penuh akan manfaat sayuran itu sendiri untuk tubuh. Mineral, vitamin, serat dan berbagai nutrisi lainnya sangat penting diperlukan oleh tubuh dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ini mengonsumsi sayuran bisa jadi solusi. Biasanya sayuran lumrah di tanam atau di budidayakan di atas media tanah. Namun kini dengan berkembangnya teknologi sistem Hidroponik pun hadir menjadi salah satu teknik budidaya untuk  mengembangkan produksi pada sayuran.

Apa Itu Hidroponik?

Foto : Publikasi Lembur Hejo
Foto : Publikasi Lembur Hejo

Di sadur dari Wikipedia.com, Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air lahan yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air dan lahan yang terbatas .
Sistem hidroponik ini di kenal juga dengan soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah karena pada teknik ini sama sekali tidak menggunakan media tanah dalam prosesnya.

Keuntungan Tehnik Hidroponik

Foto : publikasi pribadi Lembur Hejo
Foto : publikasi pribadi Lembur Hejo

-Tidak membutuhkan tanah
-Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain.
* Pengendalian nutrisi lebih sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien.

* Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan
* Memberikan hasil yang lebih banyak
Mudah dalam memanen hasil
Steril dan bersih
Media tanam dapat digunakan berulang kali
Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma
Tanaman tumbuh lebih cepat

Hidroponik Di Lembur Hejo.

"Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah," tutur Debi Juliansyah.

Debi Juliansyah adalah orang di balik berdirinya Hidroponik Lembur Hejo yang berada di Kampung Pabuaran Hilir Rt.03/05, Desa. Sukatani, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor.

Ia bersama dua rekannya, Muhammad Supandi dan Deni Kurniawan, mengelola dan mengembangkan sayuran dengan tehnik hidroponik ini. Dalam ruangan berukuran 50 Meter  yang telah di rancang khusus  (Green house) mereka membudidayakan beberapa sayuran untuk di konsumsi dan menjualnya guna bernilai ekonomis. Sayuran seperti pakcoy, salada hijau, salada merah, kangkung, dan kale mereka budidayakan dengan tehnik hidroponik ini.

Foto : publikasi pribadi Lembur Hejo
Foto : publikasi pribadi Lembur Hejo

Awal mula ialah dilakukan penyemaian berupa penumbuhan bibit sayuran hingga berkecambah yang di tempat kan di media rockwall yang di potong-potong sesuai kebutuhan. kemudian pembesaran yaitu pemindahan kecambah ke media netpot. Hingga panen, tehnik ini membutuhkan 18 hingga 25 hari yang terhitung dari awal pembesaran.

"Dari semai muncul daun sejati, jumlah 4 daun.. kira kira 7 hari baru bisa di pindahkan ke media pembesaran. Kemudian dari pemebesaran hingga panen itu sekitar 18 sampai 25 hari, tergantung jenis sayuran juga." Jelas Supandi.

Di kutip dari BidikNusantara.com, Debi menjelaskan, di Kebun yang luasnya 50 meter tersebut ada sekitar 15 jenis tanaman dan semuanya untuk kebutuhan sehari hari. Ia berharap apa yang direncanakannya dari awal bisa terpenuhi.

"Saya berharap apa yang kita rencanakan sejak awal menjandikan kampung ini hijau dengan sayuran bisa terpenuhi," harapnya.

Sekretaris BPD Desa Sukatani, Yulianti, sekaligus istri dari Debi mengatakan, adanya pertanian hidroponik tersebut berawal dari hobi suaminya yang suka bercocok tanam. "Suami saya hobi dengan bertanam dan ikut Komunitas Hidroponik Kota Bogor (Kotahira) dari situ lah mulai tertarik kemudian pelan-pelan belajar akhirnya mulai menanam dirumah sendiri," jabar Yuli.

Yuli menjelaskan, dirinya selaku BPD yang memang menyalurkan aspirasi masyarakat melihat pelung bahwa hidroponik itu bisa ditanam dengan mudah dan bisa mejadi peluang usaha untuk memperbaiki ekonomi di wilayah.

Kemudian, kata Yuli, dirinya menyampaikan kepada pihak Desa mengajukan pelatihan melaui Musrenbang 2018 dengan sebesar 36 juta. "Alhamdulilah pengajuan saya diterima, lalu kami melaksanakan pelatihan pada tanggal 28-29 September kemarin dengan di ikuti peserta sekitar 25 orang menyeluruh setiap RT," tuturnya.

Menurut Yuli, hinga saat ini pihaknya terus berupaya agar pelatihan tersebut bisa berkesinambungan. Terkait nama Lembur Hejo, adalah harapan besar supaya Hidroponik ini bisa bermanfaat lebih dan bernilai ekonomis untuk masyarakat luas.

"Kami berinisiatif bagai mana pelatihan itu tidak berhenti, karena suami dan pemuda disini berkeinginan mejadikan kampung kampung wisata, makanya kami namakan Lebur Hejo," jelasnya.

Hingga kini Hidroponik Lembur Hejo telah panen hingga lebih dari 5 kali yang mana hasil nya di distribusikan untuk keperluan konsumsi warga setempat dan sekitarnya. Dalam panen perdanya pada sabtu (21/12/19), tahun lalu, Hidroponik Lembur Hejo telah di publikasikan oleh lebih dari  beberapa Web News, seperti : BidikNusantara.com , DinamikaNews.id , berantasonline.com , theinstaprofile.com dan teranyar publikasi yang dilakukan oleh TV.Tani milik Kementerian Pertanian Indonesia.

Di sadur dari Berantasonline.com, Debi menjelaskan, Hidroponik Lembur hejo ini bermula dari pengalaman otodidaknya yang dilakukan dari rumah sendiri, lalu karena sebagian dari aspirasi warga, rencara pelatihan diusulkan ke Musrenbangdes Sukatani sehingga diakomodir biaya pelatihan warga Rp 36 juta untuk 25 orang peserta dibagi beberapa kelompok, dengan tema kampung wisata jadi lingkungan nantinya akan hejo dengan sayur sayuran.

Teranyar, kini Lembur Hejo sedang megerjakan perluasan kapasitas produksi dengan menambah Green House ke-2 dengan luas 17 x 5 m dengan berkapasitas 1408 lubang.  Terdiri dari 8 staterkit yang mana per-staterkit terdiri dari 11 pipa dan per-pipa terdiri sari 16 lubang.

(Rifai Malik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun