Beberapa tahun lagi Indonesia akan mengalami era baru ekonomi, yaitu MEA. MEA singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Negara negara di Asia Tenggara sudah menyepakati kebijakan ekonomi baru ini, maka secara otomatis liberalisasi akan terjadi dalam semua sektor terutama sektor ekonomi yaitu pasar. Pasar di indonesia asangat menarik bagi negara tetangga dan bila kita terus berdiam diri maka konsumen Indonesia akan tertarik oleh para penjual penjual dari negara luar atau negara tetangga. Lalu apakah era MEA ini akan baik bagi perkembangan ekonomi bangsa indonesia?
Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber alam yang kaya, baik itu di darat ataupun di lautan, apabila sumber daya alam itu dikelola dengan baik oleh warga Indonesia tentu saja akan sangat unggul dalam menghadapi era MEA ini. Namun jika warga negara Indonesia berleha-leha atau bersantai-santai maka tidak menutup kemungkinan kita akan jadi tamu di negara sendiri, menjadi penonton saat para konsumennya beralih ke penjual negara negara lain selain penjual negaranya sendiri.
Indonesia terdiri dari berjuta juta penduduk namun sangat sedikit yang mengolah sumber dayanya. Itulah masalah utama yang harus diselesaikan untuk menghadapi era MEA ini. Karena negara yang maju merupakan negara yang sumber daya yang dimilikinya sangat kaya, berkualitas, meskipun sumber daya alam yang dimiliki sangat terbatas tetapi mereka mempunyai pengalaman dalam mengolah sumber daya alam itu. Sedangkan di Indonesia, masyarakatnya masih belum bisa mengeluarkan potensi maksimal dari pengolahan sumber daya alamnya.
Apabila dibiarkan terus berlanjut maka Indonesia akan "tenggelam" dalam pasar saat terjadi era MEA itu. Generasi muda yang ada seharusnya sadar terhadap bahaya yang akan datang itu dan mempersiapkan diri untuk menyambut era MEA. Tentu saja ada sisi positif dan negatif yang timbul dari MEA ini, salah satu dampak positifnya yaitu para produsen bisa terus mengasah kreatifitas agar sesuatu yang dihasilkannya lebih menarik agar bukan hanya konsumen dari negara sendiri saja yang tertarik, tetapi juga konsumen dari negara tetangga, sehingga para produsen negara lain hanya bisa menonton para konsumen negara sendiri tertarik oleh barang dagangan negara Indonesia ini.
Penulis: Muhammad Rifa'i
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
