"Aku minta maaf sekali ya, gara-garaku sikumu jadi berdarah. Sumpah tadi aku benar-benar tidak meliatmu. Plis jangan nangis lagi aku paling tidak tegaan orangnya" Ujar Faldi dengan senyum di bibir berharap sang gadis mau memafkannya karena sudah merasa bersalah.
Sigadis hanya mengangguk menanggapi perminta maafan dari Faldi, pertanda kalau si gadis itu sudah memaafkannya. Tangannya menuju wajah dan menyeka air mata yang menetes perlahan tadi. "Nah, gitukan cantik. Kalau masih nangis nanti cantiknya kan bisa luntur" Hibur Faldi berusaha agar gadis dihadapannya mau tersenyum.
Dari belakang mereka terlihat Billy dan Amat yang berlari namun perlahan berhenti menghapiri Faldi dan gadis di dekatnya. "Ada apa Fal" Tanya Billy penasaran seusai menghapiri mereka.
"Gara-gara kamu kejar aku tadi tak sengaja menabrak dia dan sikunya terluka" Ucap Faldi sambil menunjukkan lukanya.
"Kok aku pula. Kan kalia yang mulai duluan" Bantah Billy.
"Sudah sudah.. kalian ada bawa tisyu, atau saputangan gitu. Darahnya masih mengalir ini"
"Tidak ada Fal" Jawab Billy singkat "Itulah kan, gara-gara kualat sama teman sendiri"
"Iya iya minta maaf" Faldi berdiri dan mengeluarkan beberapa rupiah dari kantong celananya. "Tolong belikan handsaplas dan air mineral dong" Sambungnya sembari memberikan uang yang ia pegang kepada Amat.
"Kalau handsapalasnya sih iya, lalu air mineralnya untuk apa Fal" Ucap Amat mengambil uang yang Faldi berikan.
"Untuk di minum lah Amat, kalau buat mandi mana cukup" Sahut Billy.
"Iya lho, tidak perlu ngegas juga lah".