Budaya ngopi memang sudah melekat erat diberbagai kalangan. Terutama kaum muda yang mana sebagian besar memiliki waktu yang cukup banyak untuk bersantai. Karena mereka belum mempunyai beban dan tanggung jawab rumah tangga. Ngopi merupakan sarana entertain untuk mengisi malam minggu. Selain itu, ngopi juga menjadi bentuk ngumpul bareng atau istilahnya ngobar (ngopi bareng) sambil bercengkrama memberbincangkan suatu hal yang penting atau sekedar ngosip. Bahkan ngopi ini juga cocok untuk kalangan pejabat atau pengusaha yang dikemas dalam bentuk rapat.
Secangkir kopi memang sangat cocok digunakan dalam bentuk kegiatan apapun. Baik itu ketika sendiri atau berkumpul dengan orang banyak. Bahkan saat ini kopi sudah mulai merambah kedunia bisnis. Hal ini terbukti sudah menjamurnya cafe mulai yang bertaraf internasional sampai warung kopi pinggir jalan.
Namun ada juga sebagian orang yang menilai bahwa ngopi ini tidak cocok bagi para pemuda statusnya masih pelajar atau mahasiswa. Lebih baik digunakan belajar atau mengisi kegiatan yang lain yang sifatnya edukatif.
Belajar adalah hal yang wajib dan mutlak diperlukan bagi pelajar atau mahasiswa. Tetapi menikmati hidup adalah sesuatu hal yang wajar dan sah adanya. Ngopi sambil membaca merupakan sebuah alternatif untuk mengatasinya. Aroma kopi yang khas sangat tepat untuk mencairkan suasana ketegangan ketika belajar. Sehingga selain menikmati kopi juga mendapat banyak pengetahuan dari membaca.
Watuagung, 11 September 2015
Muhammad Rifa’i: “Ini cara belajar gue, loe bagaimana?”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H