Indonesia sebagai negara demokrasi telah merubah arah kebijakan luar negeri Indonesia sejak masa Reformasi tahun 1998. Hal tersebut diwujudkan melalui partisipasi Indonesia di dunia internasional dengan berfokus pada penggunaan first track diplomacy yang terpecah lagi menjadi diplomasi konferensi. Diplomasi konferensi merupakan wujud hubungan politik yang dilakukan oleh para aktor yang menekankan pada peran penting negara dalam resolusi konflik internasional dan menjaga perdamaian dunia. Implementasi dari diplomasi konferensi yang dilakukan Indonesia tecermin pada partisipasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
The Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN merupakan organisasi bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1947 di Bangkok, Thailand. Selama bergabung ke dalam ASEAN, Indonesia berperan banyak dalam bidang ekonomi dan bidang keamanan. Tak hanya itu, sebagai salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN, Indonesia beberapa kali diberi kepercayaan untuk menjadi ketua dan tuan rumah bagi KTT ASEAN.
Keketuaan Indonesia di ASEAN berlangsung pada tahun 1976, 1996, 2003, dan 2011. Kemudian, di tahun 2023 ini Indonesia kembali memegang tongkat keketuaan ASEAN untuk kali kelima. Keketuaan tersebut akan berlangsung selama satu tahun yang dimulai dari tanggal 1 Januari 2023 hingga 31 Desember 2023. Estafet keketuaan ASEAN diserahkan oleh Kamboja kepada Indonesia pada KTT ASEAN ke-42 yang diselenggarakan di Phnom Penh pada November 2022.
Peresmian keketuaan tersebut diselenggarakan di Jakarta dengan acara kick off dan menabuh rebana oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Monumen Selamat Datang, Bundaran Hotel Indonesia pada tanggal 29 Januari 2023. Dengan mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia ingin menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang memiliki kedudukan penting bagi negara-negara kawasan dan dunia. Sesuai dengan tujuan ASEAN, Indonesia hendak menjadikan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi kawasan dan dunia, serta meningkatkan perdamaian, kesejahteraan, dan stabilitas regional. Joko Widodo juga turut menyampaikan optimisme bahwa ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, kawasan, dan dunia.
KTT ASEAN ke-42 atau ASEAN Summit 2023 telah direncanakan akan berlangsung dua kali. Pertemuan pertama akan diselenggarakan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 9-11 Mei 2023. Kemudian, untuk agenda kedua akan diadakan pertemuan dengan negara mitra pada September 2023. Seperti yang dijelaskan oleh Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Usman Kansong, pertemuan kedua akan ada pembicaraan oleh ASEAN+3 yang terdiri dari Jepang, China, dan Korea Selatan. Selain ASEAN+3, ASEAN plus CER yang beranggotakan Australia dan Selandia Baru juga akan terlibat dalam pertemuan tersebut.
Tujuan di atas sama halnya dengan pernyataan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi yang menjelaskan bahwa tema ASEAN 2023 mengandung dua elemen besar. Elemen pertama, ASEAN Matters. Dengan keketuaannya, Indonesia akan memastikan ASEAN terus menunjukkan relevansinya di Asia Tenggara dan beyond. Kata beyond di sini berarti di luar kawasan ASEAN atau di dunia internasional. Untuk elemen kedua, Epicentrum of Growth bermakna bahwa kedudukan ASEAN sebagai sentral pertumbuhan ekonomi di kawasan akan terus bertumbuh lebih tinggi di antara negara-negara lainnya di luar ASEAN. Retno Marsudi menuturkan bahwa proyeksi pertumbuhan ASEAN oleh ADB dan World Bank untuk pertumbuhan ekonomi dunia masing-masing sebesar 4,7% dan 1,7%.
Maka dari itu, agenda selama Indonesia menjabat sebagai ketua ASEAN 2023 salah satunya yaitu ASEAN Indo-Pacific Forum. Dalam forum tersebut terdapat empat kegiatan yang berfokus pada ekonomi kreatif, ekonomi digital untuk Sustainable Development Goals (SDGs), investasi dan bisnis, serta infrastruktur. Di samping itu, ASEAN 2023 juga akan membahas aspek ketahanan pangan, energi bersih dan terbarukan, serta arsitektur kesehatan.
Untuk mewujudkan tujuan ASEAN 2023, maka terbentuk 3 pilar Priorities Economic Deliverables, di antaranya:
- Rebuilding Regional Growth, Connectivity, and New Competitiveness (Recovery Rebuilding)
KTT ASEAN 2023 berfokus pada pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, serta terus mengawasi inflasi dan volatilitas aliran modal sebagai ancaman pada proses pemulihan ekonomi pasca COVID-19.
- Accelerating Inclusive Digital Economy Transformation and Participation (Digital Economy)
Dengan dunia yang dihadapkan pada digitalisasi, pengembangan Regional Payment Connectivity sebagai jalan pintas bagi pembayaran lintas batas perlu didukung oleh para negara ASEAN. Namun, perlu diperhatikan pula risiko yang mengiringi sistem pembayaran regional tersebut, antara lain regulasi dan mitigasi yang harus diperketat dan peninjauan akibat terhadap nilai tukar.
- Promoting Sustainability Economic Growth for a Resilient Future (Sustainability)
Negara-negara ASEAN perlu bekerja sama dalam mengembangkan terciptanya instrumen keuangan hijau, sehingga ASEAN perlu mengadakan pembahasan mengenai roadmap SDGs.