Mohon tunggu...
Adnan Rifaad
Adnan Rifaad Mohon Tunggu... Peternak - penulis yang bernyawa

kalo tidak bernyawa maka tidak akan bisa menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Tantangan Program Merdeka Belajar"

23 Mei 2022   13:43 Diperbarui: 23 Mei 2022   13:54 2671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan sebagai sutu konsep sering diartikan dan dipandang masyarakat dalam pengertian yang kurang tepat bahkan dapat dikatakan salah, sehingga pengertian pendidikan sering dikerdilkan maknanya menjadi hanya sebatas pengajaran. Sedangkan menurut Lengeveld, pendidikan adalah usaha mempengaruhi, melindungi, serta memberikan bantuan yang tertuju pada kedewasaan anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan menurut Dewey, pengertian pendidikan sebagai suatu pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan, , yang berarti pendidikan harus menjadi alat untuk membantu proses pertumbuhan batin, tanpa dibatasi usia.

Pengertian yang diungkapkan Dewey menunjukkan bahwa pendidikan adalah suatu proses pengalaman yang mengharuskan adanya pertumbuhan batin bagi peserta didik agar melalui proses pertumbuhan batin tersebut, mereka dapat eksis dan berperan dalam kehidupan mereka masing-masing di lingkungan mereka. Sedangkan dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi diri dalam segi agama dan spiritual, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian serta ketrampilan yang dia butuhkan dalam hidup bermasyarakat.

Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (ranking) yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat. Merdeka belajar mendukung banyak inovasi dalam dunia pendidikan, terutama kemajuan berbagai lembaga pendidikan termasuk sekolah ataupun madrasah, dengan membentuk pula kompetensi guru. Guru penggerak yang merdeka dalam mengajar tahu akan kebutuhan murid-muridnya sesuai lingkungan dan budaya siswa tersebut. 

Dapat kita lihat dari tujuan yang dicanangkan dari Program Merdeka Belajar terdapat celah yang menjadi tantangan tersendiri bagi terlaksana program tersebut dengan sesuai rencana. Adapun tantangan Program Merdeka Belajar sebagai Berikut:

Tantangan yang pertama tentu dari permasalahan yang klasik yaitu tentang kesiapan sumber daya. Pelaksanaan program tersebut harus didukung kuat dengan kesiapan sumber daya mulai dari fasilitas, infrastruktur, dan tenaga pendidik yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Minimnya pengalaman dalam implementasi kemerdekaan belajar juga menentukan kualitas atau kompetensi yang dimiliki guru. Beberapa guru bahkan mengalami kesulitan untuk menguasai atau menerapkan keterampilan dasar untuk kebutuhan belajar di era digital seperti Ms. Word, membuat presentasi yang menarik dan menyenangkan, dan lainnya.Padahal, untuk melaksanakan merdeka belajar guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dengan melibatkan berbagai media atau model pembelajaran yang mendorong siswa. Kompetensi yang masih minim ini juga menjadi kendala guru dapat menjalankan merdeka belajar dengan cepat. Bukan tanpa alasan adanya perubahan selalu diiringi dengan berbagai permasalahan. Sistem pendidikan yang dianggap usang perlu diperbaiki karena hasil evaluasi yang dilakukan selama ini.Guru sebagai garda terdepan dari berbagai perubahan tersebut mau tak mau harus siap mengambil berbagai upaya dan berani belajar maupun mencoba. Agar tidak hanya beradaptasi, namun juga mampu menyiapkan siswa sebagai generasi bangsa supaya mampu menjawab tantangan di masa depan. Program tersebut harus memperhatikan sumber daya tersebut karena akan terlihat percuma ketika desain program yang sangat cantik dan matang tetapi harus tidak bisa berjalan baik karena tidak didukung dengan adanya sumber daya yang baik. 

Tantangan yang kedua tentu apakah program tersebut merupakan suatu hal yang matang untuk diterapkan. Ketika program tersebut dilaksanakan tentu harus ada alasan yang sangat kuat dan perlu dikaji sangat mendalam guna menjadikan program tersebut benar benar matang untuk diterapkan dan bukan suatu uji coba semata. 

Tantangan selanjutnya merupakan sinergiritas antara stakeholder sehingga program ini dapat berjalan dengan baik bukan sebagai program opsional yang hanya dijalan hanya disuatu tempat. 

Tantangan selanjutnya merupakan keterbatasan referensi untuk menjalankan program tersebut. Hal hal penunjang seperti buku teks yang berkualitas dinilai masih kurang untuk menjadikan referensi yang dapat membantu guru dalam memperoleh rujukan terkait bagaimana memfasilitasi pembelajaran berpusat pada siswa dengan efektif. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun