Tiba-tiba saja ingat mati… Pernah dengar sie kalau salah satu ciri manusia di zaman sekarang : “Cinta Dunia dan Takut Mati”. Summa naudzubillah. Semoga tidak termasuk dalam golongan tersebut. Ingatnya saya akan mati ini sebenarnya bukan tidak beralasan. Baru saja terkesima melihat bencana/musibah yang melanda Jepang. Bayangkan saja, kota sehebat itu, yang dipenuhi oleh sebegitu cerdasnya manusia pun, tidak dapat menampik ketika Allah swt berkata : “Kun Fa Yaa Kun”, maka jadilah…
Bencana tsunami di Jepang bukan hanya menjadi tontonan semata, khususnya untuk saya. Karena kebetulan saat itu saya berada di provinsi yang diduga berpeluang besar terkena dampak dari bencana di negara tersebut. Maluku Utara, merupakan provinsi yang terletak dikelilingi oleh lautan lepas dan beratapkan gunung. Dari segi pemandangan, pasti setiap orang berdecak kagum. Akan tetapi, tentu ada kekhawatiran pula dengan ketidakstabilan alam saat sekarang. Lokasi seperti ini pasti sangat membahayakan. Buktinya, belum lama saya tinggal di sini sudah mendapatkan shock therapy. Apalagi lokasi rumah kosan sangat dekat dengan laut. Alhasil, ketika mendapat kabar akan ada tsunami pukul 20.35 WIT, jam 5 sore saya sudah ‘ngacir’ mengungsi ke gunung/tempat yang agak tinggi.
Sudah bercampur aduk dalam ingatan sketsa bencana tsunami di Jepang yang menyapu begitu dahsyat. Terlebih perbandingan dengan kota ini yang sangat kecil, dengan gelombang sebesar itu??? Siapa lagi yang dapat menolong terkecuali Allah swt?!?
Segala puji bagiNya, kejadian itu tidak terjadi. Tetapi bagaimanapun setiap jam, menit, hingga detiknya begitu membekas kuat.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah swt.” (Al Haadid:23)
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al Haadid:24)
Kejadian kemarin benar-benar mengingatkan saya akan MATI-yang saya sendiri rasanya sering luput memikirkannya (astaghfirullahaladzim..) Padahal sesuatu yang paling dekat itu adalah kematian. Tiada lagi seharusnya keraguan, dan Allah swt lah satu-satunya tempat kembali. Allah swt punya hak mutlak untuk mengambil nyawa setiap orang dari kita yang Dia kehendaki.
“Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu (Al Fushshilat:54).
Teman, sudah siapkah kita menghadapi kematian??? Saya sendiri rasanya belum siap???!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI