Mohon tunggu...
Rifa Fauzia
Rifa Fauzia Mohon Tunggu... Freelancer - Woman - Blogger - Pendidikan - Anak-Anak

“Smart enough to know when you need help, and brave enough to ask for it.”

Selanjutnya

Tutup

Love

Kajian Tematik Episode 3 "Agar Cinta Tak Mudah Layu"

11 Oktober 2024   20:20 Diperbarui: 11 Oktober 2024   23:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz H. Budi Prayitno menyampaikan materi kajian tematik episode 3 - Foto Dokumentasi Komite SDIT Luqmanul Hakim Bandung.

          Alhamdulillah Kajian Tematik Episode 3 bertajuk "Agar Cinta Tak Mudah Layu" bersama Ustadz H. Budi Prayitno yang diselenggarakan oleh Komite SDIT Luqmanul Hakim Bandung pada hari Jum'at, 11 Oktober 2024 telah terlaksana dengan lancar. Hasil dari sebuah survey mengatakan belakangan ini angka pernikahan menurun sedangkan angka perceraian meningkat. Oleh sebab itu, kajian tematik ini diangkat dengan tujuan membuka khasanah cakrawala banyak pasangan suami istri agar tak mudah mengatakan perpisahan dengan pasangan hidupnya. 

         Pada kajiannya Ustadz H. Budi Prayitno mengatakan, "Dari-Nya Cinta Berasal." Sebaiknya setiap pasangan bersama-sama menjaga ketaatannya dengan Sang Pencipta lebih optimal. Sebagaimana tertuang dalam Surat Ar-Rum:21, "Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." Rasa cinta, kasih sayang pada lawan jenis semua berasal dari Allah.  Kalau kita menyadari rasa cinta dari Allah maka kita tidak akan menyia-nyiakannya sebagai sesuatu yang tidak berarti. 

        Azwaaj sesuatu yang tidak dapat sempurna sebelum bertemu atau bersama dengan bagian yang lainnya. Nabi berkata,"Sendirian tidak akan pernah sempurna, jika belum menikah berarti agamanya baru setengah." Ketika berbicara tentang berpasangan menyadari bahwa sesuatu yang awalnya satu menjadi dua. Pasangan itu kebersamaan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang saling menyempurnakan. Suami istri harus menjadi satu dalam pikiran dan perasaan dalam cita-cita dan harapan dalam gerak dan langkah, dalam cita dan harapan, dalam gerak dan langkahnya. Jika tidak menyatu akan selalu ada perdebatan di kesehariannya. 

       Perbedaan pendapat tidak dalam konteks kebersamaan ini menandakan dalam gesekan yang keras. Bukan berarti suami dan istri tidak boleh berdebat melainkan tidak boleh sampai terjadi debat kusir antar suami istri. Diam setelah terguncang dan sibuk, pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ustadz H. Budi Prayitno yang diberi nama Gelombang Cinta. Cinta itu bergelombang, diawal pernikahan cinta yang dirasa sangatlah menggebu lalu mulailah muncul ego antar pasangan. Biasanya salah satu mulai menarik diri sehingga enggan untuk bertemu. Pada posisi seperti inilah seringkali muncul orang ketiga dalam pernikahan. Maka jangan mudah untuk menceritakan persoalan rumah tangga pada orang lain. 

Ustadz Budi Prayitno - Foto Dokumentasi Komite SDIT Luqmanul Hakim Bandung. 
Ustadz Budi Prayitno - Foto Dokumentasi Komite SDIT Luqmanul Hakim Bandung. 

        Mawaddah mengandung cinta dan harapan. Jika mawaddah adalah cinta, dia adalah cinta plus, cinta yang dibuktikan dalam sikap dan perlakuan, serupa dengan kepatuhan sebagai hasil dari rasa kagum kepada seseorang. Rahmah cinta yang dalam, wujud sifat Allah yang maha pengasih adalah Ar-Rahman. Jika pasangan berbuat salah dimaafkan sebelum meminta maaf. Rahmah didapat setelah menua bersama, karena menyadari pasangan sudah mulai renta dan menua. Manusia bisa berubah disesuaikan dengan lingkungan, yang baik tak selamanya baik. Perilaku manusia dinamis hasil interaksi antara motif dan pendidikan lingkungan. Perilaku, tabiat, karakter bisa berubah, pendosa bisa bertaubat, ahli ibadah bisa maksiat.   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun