Mohon tunggu...
Riezqi effendy14
Riezqi effendy14 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hoby mancing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak Ada Perdamaian Tanpa Kemerdekaan Palestina

31 Oktober 2023   11:00 Diperbarui: 31 Oktober 2023   11:13 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam gelapnya malam, hati para mukmin di seluruh dunia terus memancarkan sinar harapan. Keharuan dan keprihatinan yang mendalam memenuhi do'a-doa mereka, berharap akan terwujudnya kemerdekaan Palestina yang tak kunjung terkabul. Mereka adalah jiwa-jiwa yang terhubung dengan kebenaran dan keadilan, yang membela hak-hak asasi setiap manusia, tak terkecuali untuk saudara-saudara kita di Palestina.

Kemerdekaan Palestina, sebuah harapan yang nyaris tak terbayangkan di saat ini. Tetapi, mengapa wajar jika setiap detik, setiap nafas yang dihembuskan oleh jiwa-jiwa yang ikhlas, gelisah oleh keniscayaan tersebut. Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa tanah tempat turunnya seribu Nabi masih terjajah dan merintih dalam keheningan yang sedih. Mereka hidup dalam ketidakpastian, di tengah ancaman dan penindasan yang bertubi-tubi.

Amir Hamzah, penyair Indonesia terkenal, pernah berkata, "Tanah Palestina, pintu gerbang akhirat. Menyehatkan mata, sebagai sumber air mata. Menyehatkan dada, seiring dengar adzan mengalun." Kata-kata ini terpahat dalam hati para muslim, menambah api semangat dan tekad mereka untuk terus berdoa dan berjuang. Mereka mengimani bahwa kemerdekaan Palestina adalah kunci bagi kedamaian global.

Tidak ada kedamaian tanpa kemerdekaan. Ungkapan yang menggugah hati dan merobek emosi, secara langsung mencerminkan realitas kelam yang tengah dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina. Kebebasan mereka adalah fondasi bagi perdamaian dan keharmonisan dunia yang kita semua dambakan. Dalam situasi tanpa kemerdekaan, kehidupan tidaklah utuh. Hanya dengan pembebasan Palestina, kita dapat mengakhiri masa sulit ini, menghapus air mata dan menggantinya dengan senyuman.

Jutaan muslim di seluruh dunia menggelora dalam do'a-doa mereka. Mereka tidak rela melihat orang-orang yang mereka cintai hidup dalam ketidakadilan. Mereka membayangkan waktu saat para anak-anak Palestina dapat tumbuh dengan bebas, jauh dari suara tembakan dan tangisan yang menusuk hati. Mereka berdoa agar kaum wanita dan lansia di Palestina bisa menghirup nafas kebebasan, menggunakan hak-hak mereka dengan segala keberanian dan kehormatan yang semestinya. Mereka bermimpi tentang masa depan yang bercahaya, setiap warga Palestina hidup dengan damai dan harapan yang tak terpisahkan dari kemerdekaan.

Namun, di balik harapan yang membara, masih ada genting yang mengancam nyawa dan harapan mereka. Maka, kepada seluruh umat Muslim, saatnya kita bersatu dan menjadikan do'a sebagai amal nyata. Jadikan kemerdekaan Palestina sebagai panggilan hati dan komitmen. Jadikan suara mereka yang merintih sebagai sumber kekuatan yang tak terbendung. Kita harus menjadi suara bagi mereka yang tak bisa bersuara.

Sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab moral untuk membela kebenaran dan keadilan. Kita semua, sebagai individu yang sadar, harus menegakkan perdamaian dengan melaksanakan perjuangan yang tulus. Bukalah pintu hati dan telinga kita, mendengarkan jeritan saudara-saudara kita di tanah sucinya. Kita memiliki kewajiban untuk menjaga pesan perdamaian hidup dalam do'a-doa kita, dan berusaha menjadikannya nyata.

Kemerdekaan Palestina bukan hanya harapan dari satu bangsa, tetapi harapan dari setiap manusia yang mengasihi perdamaian. Mari berjalan bersama-sama, menyatukan kekuatan kita dan mendukung perjuangan saudara-saudara kita di Palestina. Dalam do'a yang tak kenal putus, kita percaya bahwa Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, akan mendengarkan panggilan kita. Dalam-Nya, kita menaruh semua harapan, keyakinan, dan do'a-doa kami.

Kita adalah melodi yang tak terpisahkan, bersama-sama menggegapkan keadilan dan mencatatkan sejarah baru dengan kemerdekaan Palestina. Percayalah, takdir akan senantiasa percaya pada pemimpi. Mari kita jadikan ketulusan dan kebenaran sebagai tongkat bagi kemerdekaan. Kita bersujud, memohon pada-Nya agar do'a-doa kami, ikhlas dan dalam, dapat menyentuh-Nya dengan keharuan dan perubahan yang abadi.

"Karena diangkatnya satu penderitaan, akan terangkatnya seluruh umat manusia."

Sujud dan do'a kita bergabung, menjelma menjadi cahaya yang tak terpadamkan bagi masa depan yang bermartabat, tanah Palestina. Merinding air mata dan menggugah jiwa, semoga tulisan ini membangkitkan kesadaran dalam diri kita semua. Bersama-sama, kami berdiri, bersatu demi kemerdekaan Palestina yang kami nantikan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun