Mohon tunggu...
Riezky R Natadireja
Riezky R Natadireja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Penulis Amatir

Memberikan opini pribadi terhadap kebijakan pemerintah untuk dianalisis dan memberikan alternatif kebijakan dalam rekomendasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ibukota Jabar Pindah? Anugerah atau Musibah?

26 Desember 2022   12:28 Diperbarui: 26 Desember 2022   12:35 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana memindahkan ibukotanya dari Kota Bandung, terdapat 3 alternatif calon ibukota yaitu Walini, Rebana dan Tegalluar, dari 3 opsi tersebut Tegalluar Kabupaten Bandung menjadi opsi yang paling potensial. Bagaimana tidak, infrastruktur pendukung seperti stasiun kereta cepat, akses jalan tol, masjid raya provinsi bahkan stadion GLBA pun sudah berada disana. Mendengar alasan pemerintah untuk memindahkan ibukota seperti:

1. Kota Bandung sudah over capacity atau padat penduduk

2. Kemacetan yang sudah sangat sulit dibenahi dan

3. Pemerataan pembangunan

4. dsb

Jika memang benar Tegalluar menjadi ibukota pemerintahan akankah menyelesaikan masalah tersebut? mari kita analisis satu-persatu.

1. Kota Bandung sudah over capacity atau padat penduduk. Peristiwa ini memang betul dan tak terelakan, sebagai mahluk tuhan yang bergenerasi pasti akan selalu bertambah setiap waktunya, dengan salah satu alasan ini bukankan Tegalluar juga akan mengalami hal yang serupa pada suatu hari nanti, bagaimana cara pemerintah menanggulangi persoalan ini di masa yang akan datang? Apa memindahkan ibukota lagi?

2. Kemacetan. Hampir di seluruh dunia yang namanya ibukota pasti akan ada kemacetan hal ini didasari oleh ibukota sebagai pusat ekonomi, sosial, budaya dan politik tentu akan berdampak pada mobilitas yang tinggi. Maka dari itu semua negara pasti didukung oleh transportasi yang baik, sangat jauh berbeda dengan Kota Bandung yang didominasi oleh kendaraan pribadi, infrastruktur pendukung untuk transportasinya masih kurang baik belum lagi parkir sembarangan dimana-mana, lalu bagaimana perencanaan transportasi publik di Tegalluar?

3. Pemerataan pembangunan. Pada dasarnya suatu kota dibedakan berdasarkan fungsinya mulai dari kota kecil hingga kota metropolitan, kota kecil biasanya didukung oleh ekonomi berbasis sumber daya alam seperti persawahan, perkebunan dll tidak dapat dipaksa untuk menjadi kota metropolitan jika hanya berargumen untuk pemerataan pembangunan yang paling pokok adalah memastikan fasilitas dasar sudah dipenuhi seperti: kesehatan, pendidikan keamanan dan perekonomian.

Secara geografis Tegalluar kabupaten bandung berada di diwilayah selatan Kota Bandung dia adalah wilayah terdekat dan termudah untuk pembangunannya jika dibandingkan dengan Walini maupun Rebana, Tegalluar juga masih memiliki lahan yang cukup luas (dimungkinkan untuk dilakukan pembangunan) namun dibalik lahan yang luas itu ternyata itu adalah lahan produktif dimana masyarakat sekitar mencari pundi pundi rupiah. 

Andaikata pemerintah dapat mengatasi persoalan tata guna lahan tersebut pertanyaan selanjutnya bagaimana pemberdayaan masyarakat disekitar itu? Bukankah akan ada urbanisasi yang besar, yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial, belum lagi persoalan banjir yang tak kunjung selesai di Bandung Selatan, bagaimana pemerintah mengantisipasi hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun